BREAKING NEWS
loading...
loading...

Sunday 27 April 2014

Penasaran dengan Cara Kerja Kulkas Mini USB, Ternyata Menggunakan Peltier!

Akhir-akhir ini ketika sedang browsing,  sering saya melihat di beberapa web ada iklan tentang Kulkas Mini USB.  Ukurannya kecil sehingga disebut mini, jika dilihat hanya bisa memuat satu kaleng softdrink. Kulkas atau alat pendingin ini hanya menggunakan USB sebagai sumber tenaganya. Itu artinya kulkas ini bisa digunakan hanya dengan mencolokannya ke laptop. Wah koq bisa?


Dilihat dari harganya, memang cukup murah, rata-rata harga jualnya sekitar 140-160 ribu rupiah. Sepertinya ini memang produk improvement dari negeri China. Memang negeri ini terkenal dengan alat-alat inovasinya yang unik dan yang terpenting adalah harganya yang murah. Walaupun dari segi kualitas memang tidak bisa diharapkan. Dengan melihat harganya saja saya yakin alat tersebut hanya akan bertahan kurang dari 1 tahun, bahkan mungkin tidak sampai 6 bulan.

Tapi yang membuat saya penasaran adalah bagaimana cara kerja alat sekecil ini. Dengan hanya power yang sekitar 12 volt, bagaimana bisa mendinginkan sekaleng softdrink?

Kulkas yang saya kenal selama ini mempunyai beberapa komponen utama seperti Kompressor, Kondensor, Filter, Evaporator, Thermostat, Heater, Fan Motor, dan Bahan Pendingin yakni Freon. Biasanya alat ini terdapat di bagian bawah di belakang kulkas. Lalu bagaimana alat seperti Kulkas Mini USB ini bisa memuat komponen-komponen sebanyak itu?

Saya coba browsing dan mencari tahu bagaimana prinsip kerja Kulkas Mini USB ini. Hingga akhirnya saya bertemu sebuah komponen listrik bernama PELTIER




Keramik Peltier atau lebih dikenal dengan lempengan Peltier adalah lempengan berbahan dasar keramik yang memiliki fungsi sangat unik. Peltier ini adalah modul Thermo-Electric, umumnya dibungkus oleh keramik tipis yang berisikan batang-batang Bismuth Telluride di dalamnya. Ketika disupply tegangan DC 12volt-15volt salah satu sisi akan menjadi panas dan sisi lainnya menjadi dingin. Mengapa bisa begitu? karena Peltier memiliki 2 bagian yang berbeda, yakni 
  1. Cool Side (Heat Absorbed) yang bekerja menyerap kalor (panas) sehingga bagian ini merupakan lempengan yang dingin
  2. Hot Side (Heat Released) yang bekerja melepas kalor (panas) sehingga bagian ini merupakan lempengan panas
Perbedaan suhu antara kedua bagian adalah sekitar 30 derajat celcius. Sehingga apabila bagian Hot Side bersuhu 45 derajat C maka Cool Side akan bersuhu sekitar 15 derajat C.
Jadi semakin dingin Hot Side maka Cold Side akan semakin dingin pula dan bisa sampai dibawah 0 derajat celcius.





Lempeng Peltier ini awalnya banyak digunakan untuk mendinginkan Prosesor Komputer, sehingga performanya selalu optimal. Namun seiring perkembangan waktu, alat ini juga bisa dimanfaatkan untuk membuat Kulkas MINI USB. Jika diberi arus yang optimal, sisi dingin dari lempeng peltier ini bisa mencapai suhu yang mendekati beku. Artinya dengan desain tertentu, kotak plastik dari Kulkas Mini USB ini bisa membuat sekaleng softdrink menjadi dingin seperti saat kita memasukannya ke dalam Kulkas. Walaupun sebagai konsekuensinya sepertinya daya baterai laptop anda akan cepat habis karena Kulkas ini.
Sebagai informasi, Lempengan Peltier ini dijual seharga Rp 50.000 per pcs nya, cukup murah memang. Pantas saja harga kulkasnya hanya mencapai Rp 140.000 saja. Jika anda ingin mencoba, anda bisa mencoba untuk membuat sendiri kulkas Mini USB seperti ini. Saya lihat Peltier ini dijual juga di kaskus.
Well, sepertinya akan banyak lagi inovasi-inovasi menarik yang akan menghasilkan alat-alat praktis yang sangat berguna. Kita tunggu saja, atau lebih baik kita cari saja dan buat alat inovatif seperti ini. Bisa kan?




Tuesday 22 April 2014

Jalan-Jalan ke Puncak Guha, Perjalanan 5 Anak Tolol

Sekitar setahun yang lalu, tepatnya Mei 2013, ketika anak-anak The Country sedang keranjingan main ke tempat-tempat jauh. Jika agenda main biasanya hanya seputaran kota Bandung, maka kali ini The Country sedang demam Pantai. Semenjak jalan-jalan Gila ke Pantai Santolo, Country sepertinya ketagihan ingin main lebih jauh lagi ke tempat-tempat seru di seputaran Jawa Barat. 
Saat itu Sabtu malam sudah menjadi kebiasaan bagi kita untuk menghabiskan Sabtu Malam bersama. Tapi entah angin darimana tiba-tiba malam itu terbersit keinginan untuk mengunjungi sebuah tempat yang agak jauh dari keramaian kota Bandung. Pantai memang asik, tapi pantai mana yang bisa ditempuh dari Bandung dengan cepat?
Malam itu jam 10 malam kami mulai searching ga jelas tentang tempat wisata yang unik dan jarang dikunjungi oleh wisatawan. Tentunya jangan yang terlalu jauh jaraknya dari kota Bandung. Terdamparlah kami di sebuah artikel (kami lupa judulnya) yang menceritakan tentang tempat bernama Puncak Guha. Seperti biasa, artikel di internet biasanya berisi photo-photo yang menggoda, dengan sedikit sentuhan photoshop (walaupun agak lebay). Beberapa artikel sempat saya kunjungi dan membandingkan kebenaran dan fakta tentang tempat itu. Dan kesimpulannya, memang tempat ini sepertinya asik buat dikunjungi


Tidak tanggung-tanggung malam itu juga kami sempat ingin langsung meluncur ke tempat itu. Puncak Guha berada di Jalur Selatan Pesisir Jawa Barat, tepatnya 2 km setelah Pantai Rancabuaya ke arah Pameungpeuk. Itu artinya kita akan menuju kabupaten Garut. Ke kabupaten Garut jam 10 malam!!
Aslina??
Awalnya kami sempat ragu dengan isi hati kami masing-masing. Jika diperkirakan dan berkaca pada pengalaman Jalan-Jalan ke Pantai Santolo, menuju Rancabuaya membutuhkan waktu sekitar 4 jam lewat jalur Pangalengan. Nah kalau pergi jam 10 malam artinya jam 2 malam kita sampai disana dengan keadaan gelap. No, Cancel!

Akhirnya kami putuskan untuk berangkat subuh saja. Setelah adzan subuh kami sepakat langsung meluncur ke TKP.
Namun karena sudah terbayang dengan pemandangan laut yang biru dengan suara ombak yang menggelegar, saat itu kami sudah tidak tahan untuk pergi. Walaupun saya sendiri berniat tidur sejenak agar besok bisa berangkat dalam keadaan fit, tapi mata ini malah semakin membayangkan birunya Laut dan segarnya angin pantai.
Well, akhirnya dengan sangat tidak sabar jam 3 dini hari kita berangkat menuju Puncak Guha!

Angin malam yang dingin menerpa merasuki tubuh. Walaupun dua lapis jaket masing-masing kami kenakan, tapi dinginnya Udara Bandung tak mampu kami tahan. Perjalanan dimulai dari SPBU Pasirkaliki, depan RS Hasan Sadikin, kami meluncur menuju arah Selatan. Membelah kota Bandung menuju Banjaran. Jalanan yang sepi membuat kami hanya membutuhkan waktu 30 menit saja menuju Pasar Banjaran. Berhentilah kami sejenak di sana sekedar membeli minum dan obat masuk angin untuk jaga-jaga. Setelahnya kami langsung meluncur menaiki jalanan menanjak menuju Pangalengan. Jalur ini sangat gelap dimalam hari ditambah jalanan yang berkelok kelok membuat mata ini hanya terpusat ke cat marka jalan di tengah-tengah yang menuntun kami melewati setiap lekukan jalanan menanjak menuju Pangalengan.
Jam setengah lima pagi kami sampai di daerah Cukul. Honda Beat punya Jimmy yang hanya bisa menampung 2.5 liter bensin di tangkinya sudah minta diisi lagi. Agak boros memang maticnya ini. Untungnya sudah ada penjual bensin eceran yang buka shubuh itu. Setelah diisi, kami meluncur lagi diiringi cahaya mentari yang mulai mengintip di Timur. Perjalanan menjadi lebih lancar karena hari mulai terang. Suasana pagi di desa terasa menyejukkan sekali. Jarang sekali bukan kita menikmati suasana pagi seperti ini dalam perjalanan?
Pagi itu hari Minggu, rupanya di daerah pedesaan juga terdapat pasar tumpah di daerah pusat atau biasa di sebut alun-alunnya. Banyak pemuda pemudi berlari pagi menyusuri jalanan dihiasi sawah yang hijau menyejukkan. Beda sekali dengan saya jika jogging melewati jalanan kota Bandung ditemani asap knalpot dan deretan pedagang kaki lima di Gasibu.
Pagi itu, bau asap dari "hawu" atau tungku sebagai alat memasak di pedesaan membuat saya benar-benar menikmati perjalanan ini. Terbayang di dapur rumah-rumah itu sedang memasak air dan juga nasi di "seeng" alat memasak nasi yang berbentuk tinggi ramping, bagian dalam berongga seperti silinder, bagian bawah membesar, bagian atas membesar, menyempit di tengah dan alasnya bundar agak cembung.

Seperti inilah bentuk seeng itu, tungku nya di sebut hawu


Jam 7 pagi kami mulai bisa melihat garis pantai di kejauhan, di sebuah daratan tinggi sebelum menuju pantai Rancabuaya. 


Perjalanan dilanjutkan menuju perempatan antara Rancabuaya, Pameungpeuk, Cidaun. Menurut artikel yang kami baca, Puncak Guha ada di 2km ke arah Pameungpeuk. Akhirnya kita berbelok ke kiri menuju arah Pameungpeuk. Pagi itu para pekerja yang sedang memperbaiki Jalur Pesisir Selatan Jabar sudah bersemangat memulai kerjanya walaupun di hari Minggu.
Alat-alat berat nampak berjejer di pinggir jalan. Batu, Pasir dan Aspal terlihat siap untuk diolah menjadi jalanan mulus. Mungkin kelak jalur ini akan ramai oleh para wisatawan yang ingin mengunjungi daerah Selatan Jabar ini.
Odometer terlihat sudah menunjukkan angka 2 km lebih dari perempatan tadi, nampaklah sebuah Gapura di Sebelah kanan jalan bertuliskan "Selamat Datang di Puncak Guha". Masuklah kami ke jalur itu. Nampak daerah menghijau seperti taman Telletubies. Terlihat di kejauhan Garis Horizon tersamar awan kelabu di pagi itu. Ternyata inilah Puncak Guha itu!

P
Puncak Guha adalah sebuah tempat berupa daratan yang menjorok ke laut atau bisa disebut sebagai tanjung. Tempat ini mirip Batu Hiu di daerah Pangandaran. Disebelah kanan dan kirinya terdapat muara sungai yang langsung mengalir ke laut. Dari tempat ini kita bisa langsung melepas pandangan ke arah Samudera Hindia dengan deburan ombaknya yang terkenal ganas. Bila anda berjalan sedikit ke arah bibir jurang, anda bisa melihat hempasan ombak yang pecah menabrak daratan dan butiran airnya tertiup angin membasahi wajah kita. Sungguh pengalaman yang jarang di dapat.


*bersambung

Monday 21 April 2014

Vega ZR Susah Hidup?! Mungkin Ini Penyebabnya..


Ini adalah pengalaman pribadi saya selama hampir 4 tahun ini mengendarai Vega ZR. Sepeda motor keluaran Yamaha yang sudah setia menemani saya sejak 2010 ini memang tergolong motor yang irit dan tidak rewel. Selain itu perawatannya mudah, bagi anda lelaki yang berjiwa mekanik tentu sudah hafal bagaimana mudahnya perawatan motor bebek, peralatan yang dibutuhkan untuk memperbaiki motor bebek juga sangat mudah didapat. Selain itu juga harga sparepart yang terjangkau membuat saya betah untuk mengendarai motor ini selama 4 tahun ini. 




Sekedar informasi, walaupun ga penting! hhe, angka di Odometer sudah menunjukkan lebih dari 72000 km sudah saya lalui bersama motor ini. Itu artinya jika keliling bumi itu adalah 40.075,017 km, maka bisa dikatakan motor ini sudah hampir dua kali mengelilingi dunia. Jika konsumsi motor ini saya rata-ratakan sebesar 1 liter / 50 km, maka bisa dikatakan sampai sekarang  motor ini sudah menghabiskan sekitar 1440 liter bensin. Dan jika setiap 2000 km oli mesin diganti, maka kira-kira sudah 36 botol oli dihabiskan oleh motor ini. 



Well, bukan suatu hal yang menakjubkan namun juga perlu menjadi catatan tersendiri bagi saya karena berarti motor saya ini sudah masuk taraf service besar, sudah banyak komponen yang mulai aus dan performanya sudah tak seperti dulu lagi.

Inilah yang saya rasakan akhir-akhir ini. Berawal dari mogoknya motor ini di tanjakan Cijapati yang merupakan jalur alternatif Garut-Bandung melalui jalan Majalaya. Saat itu saya dalam perjalanan pulang dari pantai Santolo. Motor saya kendarai sejak pagi buta nonstop dari Pameungpeuk, Garut dalam kecepatan rata-rata tak lebih dari 80 km. Maka ketika melewati tanjakan di Cijapati ini mulailah saya rasakan gejala overheat, motor tak bertenaga dan akhirnya mati serta tak bisa dihidupkan lagi. Gejala overheat ini memang pernah beberapa kali saya alami, cirinya ketika saya engkol (kick starter) tidak ada kompresi sama sekali (ngeloss). Karena saya berhenti di tengah tanjakan, akhirnya saya coba pelan-pelan untuk mundur sambil memasukan gigi ke posisi 1 agar motor tidak terlalu meluncur mundur. Setelah berada di jalanan yang rata, saya coba hidupkan motor dan "bruummm" motor menyala kembali. Mungkin saat dibawa mundur dengan posisi gigi masuk, terjadi dekompresi yang menurukan suhu di ruang bakar sehingga kompresi bisa muncul lagi. Namun karena ingat mesin masih panas, saya coba untuk berhenti sejenak untuk menurunkan suhu mesin, saya tidak mau memaksakan kondisi mesin seperti ini untuk jalan. Apalagi jarak menuju rumah saya di Ciparay masih jauh.

Singkat cerita, setelah peristiwa itu, mulailah Vega ZR saya ini rewel. Setiap pagi saat mesin masih dingin, Vega ZR saya menjadi susah untuk dihidupkan. Saya rasa ini bukan gejala karena mesin dingin biasa. Biasanya jika mesin masih dingin dan mesin susah dihidupkan, Choke adalah solusinya. Kemungkinan karena dingin sehingga diperlukan campuran yang kaya bensin untuk menghidupkan mesin. Namun tidak untuk masalah Vega ZR saya ini. Walaupun tuas Choke sudah diturunkan (membuka) dan diengkol beberapa kali sampai keringat membanjiri tubuh dan kaki kanan terasa keram pun, si Vega ZR ini tidak mau hidup, bahkan sama sekali tidak ada tanda-tanda ledakan bensin di ruang bakar.

Karena lelah saya coba beristirahat sejenak, walaupun hati was-was karena takut terlambat datang ke kantor. Setelah beberapa menit, saya coba untuk engkol lagi, masih juga tidak mau hidup. Saya coba buka busi dan lihat percikan api nya. Semuanya terlihat normal. Hampir putus asa saya ucapkan Bismillah dan berdoa di dalam hati, lalu saya engkol lagi. Beberapa kali mulai terasa ada ledakan di ruang bakar. Saya coba lagi dan akhirnya " Bruuuummm" menyala juga walaupun agak terasa seperti motor sekarat. Lega hati ini, namun tetap saja belum tenang karena peristiwa ini. Ada apa gerangan dengan si Vega ZR ini.

Besoknya pagi hari ternyata terjadi hal yang sama seperti yang terjadi kemarin, hampir 15 menit di engkol baru mau menyala, begitu seterusnya sampai akhirnya ketika hari libur tiba saya coba bongkar karburator, saya bersihkan lalu di setel. Anehnya ketika di setel pun, setelan yang didapat agak aneh, tidak seperti setelan standar Vega ZR yang biasa saya dapatkan. Demi menghindari Vega ZR tidak mau hidup di pagi hari lagi, saya coba setel basah karburatornya. Lalu besok nya saya tes
Besoknya di hari minggu pagi saya coba menyalakan mesin si Vega ZR ini, dan Bruummmm, mesin nya menyala dengan lancar tanpa perlu engkol-engkol lama lagi. Syukurlah ! ketika itu saya berpikir masalah telah selesai, namun karena di setel basah, Vega ZR saya ini menjadi ngempos dan tidak bisa diajak berlari seperti biasanya. Tapi yasudahlah untuk sementara mungkin ini solusinya. Jika ada waktu akan saya bawa ke bengkel.

Namun kondisi ini hanya bertahan beberapa hari saja. Selang beberapa hari, saya kembali harus mengengkol lagi tiap pagi sampai keringat bercucuran seperti orang sehabis marathon. Sampai satu Minggu berlalu, saya bongkar lagi Vega ZR saya di hari libur.

Kali ini saya coba membongkar semua bagian motor ini, mumpung ada waktu luang. Saya buka semua bagian body  sampai hanya tersisa jok dan cover punggung. Tidak hanya mesin, semua bagian kelistrikan saya bersihkan dan cek. Debu, lumpur dan semua kotoran di rangka yang selama ini tersembunyi saya bersihkan. Lalu terakhir bagian karburator. Saya penasaran dengan bagian Kran Bensin.





Kran Bensin di Vega ZR ini memakai sistem vakum. Sistem kerja keran bensin vakum berbeda dengan cara kerja keran manual. Cara kerja keran vakum, berdasar prinsip kevakuman di intake manifold.  Makanya di keran vakum ada slang menuju intake manifold atau yang berbentuk leher angsa. Kevakuman manifold akibat isapan piston dari silinder, mampu mengisap membran yang ada di keran vakum. Sehingga membran membuka dan memuncratkan bensin. Singkatnya berdasarkan prinsip kerja, diisap muncrat. Untuk itu saya coba cek selang di bagian ini, namun tidak ada kebocoran sama sekali. Sampai saya menemukan selang yang menuju intake manifold (leher angsa) lalu saya buka. Ada sebuah lubang cabang dari leher angsa ini yang disambungkan ke kran Vakum yang fungsinya untuk menghisap katup sehingga katup terbuka dan bensin dari tangki mengalir. Namun apa yang saya temukan coba? Ketika mesin saya coba starter, sama sekali tidak ada hisapan dari lubang di cabang leher angsa ini (Maaf belum saya foto karena saat bongkar karbu belum sempat terpikir untuk menshare di sini, hehe). Singkatnya saya rasa disinilah mungkin penyebab Vega ZR selama ini susah dihidupkan. Karena tidak punya kompresor, maka saya coba ambil jarum untuk membersihkan lubang kecil ini. Dan ternyata memang benar, lubang kecil ini tertutup kotoran karbon yang cukup banyak. Setelah dibersihkan dan coba saya starter, lubang ini benar-benar memberikan isapan yang cukup kuat walaupun kecil. Bisa saya rasakan ketika lubang kecil ini saya tutup dengan jempol. Setelah itu saya coba sambungkan lagi selang vakum kran seperti semula dan coba starter mesin. Mesin menyala, namun saya belum tahu pasti apakah lubang vakum kran bensin ini biang keroknya. Saya biarkan mesin sampai dingin sampai sore.

Di sore hari saya coba nyalakan mesin, mesin hidup seperti biasa. Wow! Dugaan saya mungkin benar. Tetapi untuk lebih memastikan saya akan coba esok pagi untuk mengetes mesin ini lagi. Sore itu saya pasang semua bagian body dan menyetel karbu secara biasa. Dan setelan yang didapat pun memang kembali seperti dulu, seperti kondisi standar motor Vega ZR umumnya.

Percaya atau tidak besok pagi nya dan sampai tulisan ini beres saya posting, mesin Vega saya sudah kembali seperti semula. Pagi, siang, atau malam, mesin mudah dinyalakan. Cuaca panas, dingin, atau setelah kedinginan diguyur hujan sekalipun, mesin dapat dihidupkan dengan mudah seperti motor bebek pada umumnya. 

Alhamdlillah, semuanya terselesaikan. Ternyata penyakit Mesin Vega ZR susah dihidupkan di motor saya berasal dari lubang vakum kran bensin yang kotor. Memang lubang ini jarang dilirik oleh montir di bengkel. Mungkin karena tersembunyi, dan jarang terkena kotoran (karena udara di intake manifold berasal dari filter) lubang ini jarang dilirik. Tapi jika motor sudah berumur, sesekali lubang ini perlu mendapat perhatian. Karena ukuran lubangnya kecil, kotoran sedikit saja bisa menyumbat lubang ini dan mengganggu kerja karburator.

Ini pengalaman berharga dengan Vega ZR saya, bagi para pembaca yang juga penunggang ZR mungkin pernah mengalami hal yang sama. Jikalau berkenan bisa berkomentar untuk sharing pengalamannya.

Wednesday 16 April 2014

Tutorial Membuat Cat Tembok Murah dan Berkualitas


Awalnya saya tidak pernah berpikir bisa bekerja di sebuah perusahaan cat. Walaupun berlatar belakang pendidikan di bidang kimia, namun mempelajari hal-hal yang berhubungan tentang coating industri adalah hal yang baru bagi saya. Bergelut selama hampir 3 tahun di bidang ini akhirnya membuat saya mulai terbiasa. Banyak ilmu bermanfaat yang bisa saya dapatkan di bidang industri ini. Mungkin beberapa paragraf ke depan yang akan saya share di sini bisa mewakili semua ilmu yang telah saya dapatkan tentang Industri cat ini. 


Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang ditemukan.




Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.

Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi nilainya. Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air).

Secara umum cat tersusun dari 5 bahan dasar, yakni:

Binder (resin, sebagai pelekat/lem)
Resin atau binder merupakan komponen utama dan yang paling penting dalam cat. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dan lain-lain


Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali tipe dan turunanya, bahkan kombinasi antara satu resin dengan resin yang lain juga menambah perbendaharaan jenis resin baru. Daya tahan, kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.
 
Pigment (pewarna) 
Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant(pewarna). Dyestuff bersifat larut dalam solvent, sedang pigment tidak. Pigment merupakan padatan halus (bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat. Pigment memiliki beberapa fungsi penting dalam cat seperti memberi karakter khas pada penampakan cat tersebut, seperti: warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya, memberi nilai tambah pada karakter kekutan cat tersebut, seperti kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api, serta meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap abrasi.
Secara umum pigment dibagi menjadi dua kategori besar, yakni pigment organik dan pigment anorganik. Pigment organik adalah pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon), seperti Fast Red 2R - Pigment Red 21, Phthalocyanine Blue, Phthalocyanine Green G - Pigment Green 7(74260) dan lain-lain. Sedangkan contoh pigment anorganik adalah Zinc Oxide, Zinc Chromate, dan lain-lain.
Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup, kemudahan terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih bagus dibanding pigment organic. Namun dalam kecerahan dan tinting strength, pigment organic umumnya lebih bagus dibanding anorganik.

c. Solvent (pelarut) 
Sekalipun setelah pemakaian, solvent akan terbuang ke lingkungan dan tidak menjadi bagian dari lapisan cat, namun peran solvent selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian cat, memperlihatkan peran yang dominan dibanding komponen lainnya.

Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi sedemikian rupa sehingga campuran mempunyai kekentalan yang pas untuk diproses: diaduk, dicampur, digiling dan lain-lain. Dengan penambahan solvent yang tepat dan cukup akan menurunkan kekentalan dari resin atau campuran pada suatu titik dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk masing-masing proses.
Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan penambahan jenis solvent yang tepat dan dengan takaran pas, maka cat bisa dikuas, dispray atau dilumurkan dengan mudah pada obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang tepat juga memberi pengaruh optimal pula pada mekanisme penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga akan membentuk film yang maksimal karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya maupun kecepatan keringnya.
Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik fisikanya. Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:
-           Hidrokarbon
Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari solvent-solvent dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C) menjadi struktur dasarnya. Solvent-solvent golongan hidrokarbon hampir seluruhnya berasal dari hasil distilasi minyak bumi yang  merupakan campuran dari beberapa sub-sub golongan (bukan senyawa murni), sehingga titik didihnya berupa range dari minimum sampai  maksimum, bukan merupakan titik didih tunggal.
-          Oksigenated Solvent
Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini adalah golongan ester,  ether, ketone dan alkohol.

d. Filler/Extender (bahan pengisi)
Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan untuk memberbaiki sifat cat. 


Extender umumnya mempunyai refractive index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibanding pigment. Contoh dari filler/extender adalah Calcium Carbonat, Kaolin Clay, dan Talc Powder





e. Additive (bahan tambahan)                                                                                       
Disamping ke empat komponen seperti  resin, pigmen, solvent dan extender, ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke dalam cat, yakni additive. Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti harapan kita.
Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa additive yang biasa dipakai dalam industri cat.

KATEGORI
NAMA
KETERANGAN
MEMPERCEPAT ATAU MEMPERMUDAH PROSES
WETTING AGENT
Mempermudah atau mempercepat proses penggantian udara dan air oleh resin pada permukaan pigment atau extender
DISPERSING AGENT
Mempermudah distribusi pigment dan extender ke dalam cairan resin
MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PENYIMPANAN
ANTI SKINNING AGENT
Mencegah proses pengulitan pada permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama penyimpanan
THICKENING AGENT
Mempertahankan kekentalan cat atau melindungi cat selalu dalam kondisi koloid
ANTI SETTLING AGENT
Mempertahankan pigment selalu berada pada kondisi dispersi yang stabil dalam campuran, sehingga tidak mengendap.
MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PEMAKAIAN
ANTI SAGGING
Mencegah turunnya atau melelehnya cat jika dipakai pada permukaan tegak
LEVELLING AGENT
Meningkatkan kualitas permukaan cat, sehingga permukaannya rata tidak bergelombang
ANTI FLOODING & FLOATING
Mencegah pemisahan pigment baik secara vertikal maupun horisontal
ANTI FOAMING
Mencegah atau menghilangkan timbulnya busa pada permukaan cat
MEMPERBAIKI ATAU MERUBAH  SIFAT FILM
ANTI STATIC AGENT
Mencegah atau mengurangi timbulnya arus listrik static selama pemaikaian
DRYER
Mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan tak jenuh pada cat jenis alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).
CATALYST
Untuk mempercepat reaksi crosslinking antara resin amino dan alkyd polyol (atau turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa asam organik maupun anorganik
PLASTICIZER
Meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat yang mempunyai berat molekul yang besar, seperti NC.
ANTI FOULING AGENT
Mencegah timbulnya atau melekatnya tumbuhan air laut pada dasar dinding kapal
MATTING AGENT
Menurunkan derajad kilap lapisan cat (dari gloss ke semi gloss atau dari semi ke dof/matt)
ANTI FUNGUS
Mencegah timbulnya jamur
 
Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi yang dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi teknologi yang dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya. Untuk memberi gambaran jelas bagaimana cat dibuat, berikut ini adalah tahapan pembuatan cat dengan teknologi sedang.

a. Persiapan 
Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari gudang yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).
Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang digunakan dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive atau pigment.
Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan dengan tenaga manusia biasa, forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan cair).

b. Produksi
Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat, yakni:

Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler
Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja, yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan, hingga diperoleh  suatu campuran yang benar-benar merata  di semua titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran.
Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat thinner, hardener, wood stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak mengandung pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment atau extender-nya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta) terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.

Cat Dengan Pigment dan/atau Extender.
Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20 - 50 mikron), maka proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja; namun jika dikehendaki padatan terdispersi secara halus (5 – 20 micron) maka diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah : dempul atau filler, cat primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan sifat yang harus dicapai.

Proses Dispersi
Tahapan dispersi merliputi:
·    Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau extender oleh bahan-bahan cair (millbase).
·   Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel pigment dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau partikel-partikel primernya sesuai dengan derajad kehalusan yang dikehendaki.
·         Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil atau partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu kembali.
·     Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip dispersinya terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat perhatian adalah: kecepatan peripheral campuran, bentuk cakram, diameter cakram terhadap tangki, tinggi cakram dari dasar tangki, diameter tangki, tinggi tangki dan perbandingan padatan dan cairan campuran (kadar padatan = PVC) serta penambahan secara tepat additive wetting dan dispersingnya.
Jika kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang menyerupai donat, terbentuk “doughnut effect”. Pada kondisi ini diperoleh proses dispersi yang optimal.
           

Prosses Penggilingan
Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih rendah dari 20 mikron, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment dan/atau extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik partikel-partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-partikel yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut penggilingan penggilingan.

Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigmen, extender, sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses pembuatan cat tanpa pigment di atas.
Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:
·     Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang berhimpitan satu dengan lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder ini bisa diatur sesuai dengan derajad kehalusan yang diinginkan.  Contoh dari alat ini adalah Triple roll Mill.     
·      Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling yang terdiri dari agitator dan banyak glass bead di dalamnya. Di dalam silinder giling, glass bead bersama dengan millbase akan diputar oleh agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan pigment-pigment secara mekanis akan terpecah karena tertumbuk oleh glass bead secara terus menerus. Millbase melalui saringan akan keluar, sedangkan glass bead akan tetap tertahan di dalam silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras dan kuat, pada akhirnya juga akan terpecah, ini akan menyebabkan proses penggilingan akan menurun performance-nya dan glass bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator, kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya proses penggilingan. Jika satu tahap proses penggilingan belum mencapai hasil yang diinginkan, millbase biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin, dilakukan bisa berkali-kali hingga diperoleh derajad kehalusan yang diinginkan.

c.  Penyelesaian
Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan pigment, maka mengukur derajad kehalusan dari partikel-partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri proses tersebut. 

Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna standardnya.

Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat.


D. Kontrol Kualitas Cat 
Untuk mendapatkan kualitas cat seperti yang diharapkan oleh pelanggan, berbagai usaha harus diarahkan untuk mendapatkan kualitas hasil akhir dari setiap proses seoptimal mungkin. Setiap proses dimulai dari pembelian bahan baku, penyimpanan bahan baku, pemrosesan bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi, penyimpanan bahan jadi dan pengiriman bahan jadi ke pelanggan harus dikontrol dengan jadwal, pengujian dan pelayanan yang memadai.

Beberapa pengujian harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa:
Resin, pigment, extender, solvent dan additive yang dibeli dan kemudian disimpan di dalam gudang sesuai spesifikasi, tidak terjadi salah barang, penyimpangan dan perubahan kualitasnya

Proses pembuatan pasta menghasilkan pasta yang stabil, tidak gampang mengulit, mengeras dan dengan dengan derajad kehalusan sesuai kebutuhan
Proses pembuatan cat menghasilkan cat dan film dengan kualitas seperti yang diharapkan.
Untuk itu harus dilakukan pengujian-pengujian dasar sebagai berikut:
KATEGORI BAHAN
JENIS BAHAN
PENGUJIAN
KETERANGAN
BAHAN SETENGAH JADI
RESIN
Penampilan
Membandingkan penampilan, seperti  permukaan, bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample resin dengan standard yang ada.
Kekentalan (detik atau mPas)
Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan seluruh cairan keluar dari sebuah  flow cup standard. Nilai kekentalan dibuat atas dasar waktu yang dibutuhkan dari mulai mengalir sampai putusnya aliran tersebut. Cara ini efektif jika cairannya dalah jenis newtonian dan mempunyai range kekentalan dibawah 200 detik.
Untuk cairan yang sangat kental maka digunakan cara Gardner, yaitu membandingkan kecepatan naiknya gelembung udara yang berisi cairan sample dengan cairan standard dalam tabung dengan ukuran tertentu dari yang paling encer (A) hingga yang paling kental (Z6).

Atau bisa dilakukan dengan alat Brokfield dengan range pengukuran kekentalan antara 10 hingga 8.106 mPas
Berat Jenis (gram/cm3)
Membandingkan berat sample terhadap volumenya dengan menggunakan gallon cup pada temperatur tertentu. 
Kadar Padatan (%)
membandingkan berat sample sesudah dikeringkan (110oC selama 1 jam) dengan sebelum dikeringkan. Biasa disebut dengan NV(non volatile matter) dengan basis v/v atau w/w> basis v/v (volume/volume) lebih sering dipakai.
Bilangan Asam
mengetahui senyawa asam yang terkandung dalam resin
PIGMENT DAN EXTENDER
Penampilan
Membandingkan penampilan, seperti: bahan asing, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada.
Untuk membandingkan warna pigment, sample harus didispersikan atau digrinding dalam resin tertentu kemudian ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard
Untuk dyestuff perlu dilarutkan pada pelarut tertentu hingga membentuk larutan denga konsentrasi 3 (DZ) atau 10% (PP), kemudian dicampur dengan resin tertentu dan dilanjutkan seperti tersebut di atas.

Oil Absorption
Mengetahui seberapa besar penyerapan pigment atau extender terhadap oil atau minyak nabati dalam satuan ml per 100 g sample.
SOLVENT
Penampilan
Membandingkan penampilan, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada.
Resistivity
Mengukur resistivity (tahanan = Mega ohm) suatu solvent  dengan dua dip elektroda pada jarak tertentu (1 cm). Besaran ini menggambarkan bisa tidaknya solvent tersebut dipakai dengan spray jenis elektrostatik
Jenis dan Komposisi komponent
Mengukur derajad kemurnian solvent atau menganalisa jenis dan fraksi komponen-komponen dalam campuran solvent
ADDITIVE
Biasanya diuji secara langsung dengan menambahkan pada resep bahan setengah jadi (pasta) atau cat, diproses dan dipakai dan kemudian dibandingkan dengan additive standard pada semua aspek pengujian.
BAHAN SETENGAH JADI
PASTA
Kestabilan
Mengamati pengulitan, pengerasan (gelling) dan kehalusan secara rutin selama pasta disimpan
Kehalusan (mm)
Dengan mempergunakan grindo meter kehalusan pigment atau extender dalam cat dapat ditentukan. Pasta atau cat ditarik pada parit dengan kedalaman berbeda dari paling dalam hingga paling dangkal, sehingga partikel yang ukuran besar akan terjebak pada posisi sesuai dengan ukuran partikelnya.
Kadar Padatan (%)
membandingkan berat sample sesudah dikeringkan (110oC selama 1 jam) dengan sebelum dikeringkan. Biasa disebut dengan NV(non volatile matter) dengan basis v/v atau w/w> basis v/v (volume/volume) lebih sering dipakai.
Warna
Setelah dijadikan cat, dengan mencapur pasta dengan komponen lain, kemudian ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard
CAT
TANPA PIGMENT
Penampilan Cat
Membandingkan dengan standard yang ada.
Kekentalan
Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan seluruh cairan keluar dari sebuah  flow cup standard. Nilai kekentalan dibuat atas dasar waktu yang dibutuhkan dari mulai mengalir sampai putusnya aliran tersebut.
Berat Jenis
Membandingkan berat sample terhadap volumenya dengan menggunakan gallon cup pada temperatur tertentu. 
Waktu Kering
Dengan mempergunakan  sentuhan, tempel atau tekanan jari pada cat yang masih basah. Waktu kering meliputi : kering sentuh, tekan dan kering sempurna.
Kadar Padatan
membandingkan berat sample sesudah dikeringkan (110oC selama 1 jam) dengan sebelum dikeringkan. Biasa disebut dengan NV(non volatile matter) dengan basis v/v atau w/w> basis v/v (volume/volume) lebih sering dipakai.
Resistivity
Mengukur resistivity (tahanan = Mega ohm) suatu solvent  dengan dua dip elektroda pada jarak tertentu (1 cm). Besaran ini menggambarkan bisa tidaknya solvent tersebut dipakai dengan spray jenis elektrostatik
Penampilan Film
Pengujian film dilakukan setelah cat dikenakan pada substrat tertentu dan kemudian mengering. Penampilan filim meliputi  ada tidaknya: kulit jeruk, gelembung udara, bercak-bercak, tidak meratanya kilap, lekukan-lekukan kawah, kerut dan lain-lain.
Daya Kilap Film (gloss)
Mengukur cahaya yang dipantulkan oleh film. Alat yang dipakai adalah Glossmeter atau reflektometer
Daya Lekat Film (adhesi)
Film cat kering digores dengan sudut cutter (30-45o) dan pada kecepatan 0.5 detik per satuan potongan sehingga didapat 25 kotak dengan jarak pemotongan sesuai ketebalan catnya. Kemudian dilekatkan selotip dan ditarik dengan kuat. Dari banyaknya kotak lapisan cat yang terangkat bisa kita nilai daya lekat film tersebut ( GT 0, tidak ada  yang terkelupas hingga GT 4, terkelupas > 65%)
Sifat Mekanis Film
Sifat mekanis film meliputi: daya tahan terhadap impact, kekerasan dan lain-lain. Untuk daya tahan impact diuji dengan impact tester, kekerasan dengan hardness pendulum tester, hardness Dur-O-Test atau dengan pencil hardness.
DENGAN PIGMENT
Semua pengujian yang dilakukan pada cat tanpa pigment juga dilakukan untuk cat dengan pigment dan ditambah beberapa pengujian berikut
Penampilan Warna
Selama pencocokan warna (colour maching), sample cat dibandingkan dengan warna standarnya, bisa dilakukan dengan methoda tersebut di atas (pasta) atau dengan mempergunakan alat pencari warna (hunter lab colour matching), hingga diperoleh hasil selisih antara warna sample dengan standard sekecil mungkin (sesuai spesifikasi).
Kehalusan
Dengan mempergunakan grindo meter kehalusan pigment atau extender dalam cat dapat ditentukan. Pasta atau cat ditarik pada parit dengan kedalaman berbeda dari paling dalam hingga paling dangkal, sehingga partikel yang ukuran besar akan terjebak pada posisi sesuai dengan ukuran partikelnya.
Daya Tutup
Merupakan ketebalan minimal film dari cat dimana pola hitam-putih dari kertas kotak-kotak tidak dapat kelihatan. Pengujiannya adalah dengan menarik cat basah dengan applikator dimulai ketebalan paling besar hingga paling kecil, kemudian setelah kering dinilai daya tutupnya.
Pengujian tersebut di atas bisa juga diperluas atau ditambah sesuai dengan penggunanan cat dan kebutuhan, seperti : daya tahan terhadap sinar matahari perlu dilakukan untuk jenis cat yang dipakai di luar terkena sinar matahari, daya tahan terhadap korosi pada cat yang dipakai pada lingkungan korosif, dan masih banyak pengujian-pengujian yang lain.
E. Pengemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
·     Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
·   Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
·  Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
·       Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
·    Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
·       Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
·       Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga
dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
·       Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
·       Kuat dan tidak mudah bocor.
·       Relatif tahan terhadap panas.
·       Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.
Dalam industri cat, pengemasan dilakukan dengan mesin pengemas ataupun secara manual oleh tangan manusia. Pengemasan cat biasanya dilakukan dalam bentuk plastik ataupun kaleng dan dalam satuan berat atau volume. Cat dalam satuan volume biasanya dikemas dalam kemasan 1 liter, 2.5 liter, 5 liter, sampai 20 liter (pail). Begitu juga jika dikemas dalam satuan berat, cat dikemas dalam kemasan 1 kg, 5 kg, sampai 25 kg.

loading...
 
Copyright © 2014 Rasendriya Bercerita. Designed by OddThemes