BREAKING NEWS
loading...
loading...

Wednesday 18 February 2015

Jalan-Jalan Sore di Taman Balai Kota Bandung

Masyarakat di perkotaan umumnya sangat jarang melihat pemandangan hijau yang asri, sejuk dan sangat meriindukan tempat dengan kumpulan pepohonan rindang. Gaya hidup masyarakat perkotaan yang identik dengan kemacetan dan polusi udara membuat kebutuhan akan ruang terbuka hijau semakin tinggi. Berbagai konsep wilayah pemukiman yang bersahabat dengan alam dan dilengkapi sarana ruang terbuka hijau semakin diminati oleh masyarakat. Beruntung, kota Bandung yang terkenal dengan sebutan Paris van Java kini mulai berbenah untuk kembali menjadi kota Kembang yang menghijau dan Asri. Semenjak pemerintahan walikota Ridwan Kamil di tahun 2013, Bandung mulai kembali menata dan menambah ruang terbuka hijau yang diperuntukkan bagi masyarakatnya.



Menurut sejarahnya, sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda, Bandung sudah disiapkan untuk menjadi Tuinstad atau "Kota Taman". Saat itu pemerintah Belanda berencana ingin menjadikan kota Bandung sebagai salah satu kota khusus bagi masyarakat Eropa, sehingga pembangunan di kota Bandung ini pun terlihat sangat berbau Eropa. Maka dari itulah mulai terkenal sebutan Paris van Java, karena seolah kota Paris di Eropa seperti ingin dipindahkan ke Bandung.

Rencana untuk menjadikan kota Bandung seperti Eropa ini kemudian mendapat tentangan dari mestro arsitek Belanda, Hendrik Petrus Berlage yang datang ke kota Bandung tahun 1923. Ia mengkritik bentuk Bangunan di Indonesia yang tidak menonjolkan ciri khas wilayah Tropis. Kritika ini disambut oleh perkumpulan Bandoeng Vooruit yang awalnya lahir dari organisasi Vereeniging tot van Bandoeng en Omstreken yang merupakan wadah bagi masyarakat Belanda yang ada di Bandung untuk bermusyarah.

Para ahli taman yang terdapat di perkumpulan ini kemudian bersama-sama mencari desain taman tropis untuk kota Bandung. Konsep yang digagas adalah konsep taman terbuka yang bebas dikunjungi warga kota dan menjadi wahana efektif guna mengakrabkan kehidupan warga kota dengan alam. Taman terbuka ini dapat digunakan untuk rekreasi, tempat penelitian, pengenalan jenis flora tripis maupun untuk studi tentang siklus alam.

Untuk mencapai tujuan tersebut perkumpulan Bandung Vooruit selama tahun 1930-1935 berusaha mengubah taman-taman di kota Bandung menjadi mini botanical garden. Sebagai sarana untuk mengenal dan belajar mengenai tanaman, keterangan nama jenis tiap tumbuhan  dalam bahasa Latin, SUnda, serta bahasa Indonesia.

Berdasarkan istilah Belanda saat itu, taman (park) dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain park, plein, plantsoen, stadstuin, boulevard. Park adalah sebidang tanah yang dipagari sekelilingnya, ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon lindung, tanaman hias, rumput dan berbagai jenis tanaman bunga. Selain itu dilengkapi juga jaringan jalan, bangku tempat duduk dan lampu penerangan yang berseni. Kadang kala taman dilengkapi kolam ikan dengan tanaman teratainya, tempat berteduh yang sering disebut Gazebo atau Belvedere, kandang binatang atau unggas dan saluran air yang teratur.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa makna taman bagi Kota Bandung tak hanya sebagai paru-paru kota atau ruang terbuka hijau (RTH). Banyak caatan sejarah yang dapat digai dari proses pembangunan dan perubahan yang terjadi di taman-taman di kota Bandung. Beberapa taman di kota Bandung yang merupakan peninggalan Pemerintahan Hindia Belanda yang sampai sekarang masih dpat kita jumpai antara lain Ijzerman Park (Taman Ganeca), Molukkenpark (Taman Maluku), Pieter Sijthoffpark(Taman Merdeka), Insulindenpark (Taman Nusantara/Taman Lalu Lintas) dan Jubileumpark (Taman Sari atau Kebun Binatang). Sekitar tahun 1950an, Presiden Soekarno melarang rakyat menggunakan bahasa BElanda, maka taman-taman kota ini pun diubah namanya ke dalam Bahasa Indonesia.

Salah satu dari sekian banyak taman peninggalan Belanda yang ada di kota Bandung saat ini adalah  Pieters Park, atau kemudia dikenal sebagai Taman Merdeka atau Taman Dewi Sartika. Sekarang taman itu berganti nama menjadi Taman Balai Kota Bandung karena letaknya tepat di depan Kantor Walikota Bandung.



Taman Balai Kota Bandung ini merupakan taman yang pertama kali dibangun di kota Bandung. Lokasinya terdapat di Kompleks Balai Kota Bandung, dibangun pada tahun 1885 untuk mengenang jasa Asisten Residen Pieter Sijthoff, sang peletak dasar pembangunan kota Bandung. Taman dengan luas 14.720 meter persegi ini dibangun oleh Dr. R. Teuscher, seorang Botanikus yang tinggal di pojok jalan Tamblong. Ia ditunjuk untuk membangun sebuah taman peringatan di depan Gedung Papak (Balaikota Bandung) yang saat itu menjadi kediaman resmi Asisten Residen Priangan.

Di taman yang berbentuk bujur sangkar itu, berdiri sebuah bangunan berbentuk bulat yang dahulu digunakan sebagai tempat berteduh dan tempat memainkan orkes musik. Bangunan bulat ini sering disebut sebagai Gazebo atau Belvedere. Taman ini juga sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya tentara yang akan melakukan taptoe atau pawai obor keliling kota. Selain itu, Pieters Park yang dahulu dikelilingi beberapa bangunan sekolah, juga menjadi tempat istirahat para pelajar sambil menghafal bahan pelajaran di sian hari.



Pada 4 Desember 1996, di taman ini ditempatkan patung Pahlawan Nasional Dewi Sartika, yang kemudian mengubah naman taman ini menjadi Taman Dewi Sartika. Kini di masa pemerintahan Walikota Bandung, taman ini dipercantik di beberapa bagian. Karena letaknya yang berada di kompleks Balai Kota Bandung, taman ini kemudian lebih dikenal sebagai Taman Balaikota Bandung.

Sebagai salah satu Ruang terbuka Hijau yang ada di pusat kota Bandung, taman ini terbuka untuk umum. Kita bisa masuk melalui pintu masuk di jalan Wastukencana, dekat SMKN 1 Bandung. Tersedia lahan parkir yang luas untuk kendaraan roda dua dan roda empat. Jika anda datang di hari kerja, jangan lupa untuk melapor ke petugas keamanan karena dihari kerja, taman ini juga menjadi pelataran parkir pegawai pemkot Bandung.



Selain Gratis, taman ini dilengkapi pula dengan fasilitas Wifi. Terdapat fasilitas toilet umum, gazebo, serta banyak tempat duduk bagi anda yang ingin menikmati udara segar diantara pepohonan rindang. Taman Balai Kota Bandung juga menyimpan beberapa patung seperti Patung Dewi Sartika-salah satu pahlawan wanita Jawa Barat, Patung Badak-untuk melambangkan binatang khasa Jawa Barat, badak Putih dan Patung Merpati-untuk memperingati dilepasnya 800 ekor merpati di taman ini.

Di akhir pekan, Taman Balai Kota Bandung sering digunakan juga sebagai salah satu tempat berolahraga ringan, seperti lari pagi dan bersepeda. Bahkan, di jalan utama yang mengelilingi taman ini, disediakan jalur khusus untuk pengguna sepeda.
 


Selain itu banyak juga para pelajar yang berkumpul di akhir pekan untuk sekedar berlatih ekstrakurikuler seperti Paskibra, Marching Band, Modern Dance. Selain sebagai tempat berekreasi bagi masyarakat, tempat ini juga bisa menjadi tempat bagi anak muda Bandung untuk saling berinteraksi, mengasah kreatifitas dan juga saling unjuk kebolehan. Terbukti Taman Balaikota ini sering menjadi tempat diadakannya berbagai perlombaan.



Beberapa waktu yang lalu, di hari Sabtu ketika saya berkunjung ke tempat ini bersama rekan saya, nampak para pekerja sedang menyelesaikan pembuatan taman dan air mancur yang dibangun tepat di depat gedung Balaikota. Nampak sangat cantik dan terlihat menyejukkan dengan dihiasi berbagai tanaman yang memberi aksen warna yang berbeda. Nampak Bandung sedang kembali mempercantik dan menata diri menuju Bandung yang dikenal sebagai kota Kembang. Bandung kita Bandung Juara. Terima Kasih, Hatur Nuhun atas kontribusi besar dari Walikota Bandung saat ini kang Ridwan Kamil sehingga Bandung kembali cantik. Saya Bangga menjadi warga Bandung. Bagaimana dengan anda??



Sunday 15 February 2015

Tips Merawat Jas Hujan

Bagi anda orang yang aktif bepergian, musim hujan tentunya bukan halangan untuk anda beraktifitas setiap hari. Begitu juga dengan pengendara sepeda motor yang harus selalu mobile bepergian walaupun turun hujan. Salah satu perlengkapan yang wajib dimiliki pengendara sepeda motor di musim penghujan adalah Jas Hujan. Ada berbagai macam bentuk dan bahan jas hujan yang dijual di pasaran mulai dari harga termurah hingga termahal. Mulai dari kualitas menengah hingga kualitas terbaik yang tentunya disesuaikan dengan harga pasaran. Namun seringkali banyak keluhan dari para pengendara yang tidak puas dengan kualitas jas hujan yang dibelinya walaupun berharga lebih mahal dari rata-rata harga pasaran. Jas hujan robek, mengeras, retak-retak adalah keluhan yang paling sering dikemukakan oleh para pemilik jas hujan ini. Selidik punya selidik ternyata kualitas jas hujan dan masa pakainya tidak hanya ditentukan oleh harga, tetapi juga dari bagaimana cara kita merawat jas hujan tersebut.



Sebagaimana barang pakai pada umumnya, jas hujan juga perlu dirawat. Kebanyakan dari para pengendara motor mengacuhkan hal ini. Biasanya setelah dipakai, jas hujan dibiarkan begitu saja walaupun banyak kotoran menempel. Padahal kotoran ini adalah salah satu biang keladi penyebab jas hujan mudah rusak karena kotoran ini membuat bahan jas hujan menjadi getas, retak dan mudah robek. Untuk itu berikut saya sajikan beberapa tips merawat jas hujan menurut pengalaman pribadi yang mungkin bisa membantu anda agar bisa membuat umur pakai jas hujan anda lebih lama

Selalu Bersihkan Jas Hujan Setelah Digunakan
Seperti halnya pakaian, jas hujan juga perlu dibersihkan setelah digunakan. Setelah digunakan, jas hujan akan lebih banyak menyimpan kotoran dibanding pakaian kita. Air hujan yang bersifat asam, tanah ataupun lumpur merupakan musuh utama yang harus dibasmi agar jas hujan kita tetap awet. Jangan pernah membiarkan jas hujan mengering dengan sendirinya setelah digunakan. Sebisa mungkin jas hujan dibersihkan setelah terkena air hujan, minimal untuk menghilangkan kotoran seperti tanah dan lumpur yang menempel. Gunakan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan biarkan mengering dengan cara diangin-angin. Jangan lupa untuk sesekali membolak balik agar bagian dalam dan luar jas hujan benar-benar bersih dari kotoran.

Jika anda punya waktu luang, anda bisa mencuci jas hujan anda menggunakan air sabun. Gunakan sabun pencuci piring atau sabun pencuci motor yang dilarutkan dengan air untuk membersihkan jas hujan anda. Gunakan spons untuk menyapu setiap kotoran yang menempel pada jas hujan dengan lembut lalu bilas dengan air bersih. Jangan sampai ada sisa sabun yang tersisa di permukaan jas hujan karena ini juga bisa membuat permukaan jas hujan anda menjadi kering dan getas. Keringkan bagian dalam dan luarnya dengan cara diangin-angin hingga dipastikan benar-benar kering.
Sebagai tutorial, anda bisa mengikuti cara yang dilakukan berikut ini (Cara Mencuci Jas Hujan yang Irit Air)


Simpan Jas Hujan di Tempat Sejuk dan Kering
Tidak hanya makanan yang dilabeli "Simpan di tempat sejuk dan kering", jas hujan pun memerlukan tempat yang seperti itu sebagai tempat penyimpanannya. Kebanyakan dari pengendara sepeda motor menyimpan jas hujan mereka di bagasi di bawah jok motor. Jas hujan ini akan terus bersemayam siang malam terkena panas hujan yang kemungkinan besar akan membuat kualitas bahan jas hujan anda akan berubah. Bagasi motor merupakan tempat yang panas dan cukup lembab. Apalagi karena ruangan ini terbuat dari plastik dan sangat minim ventilasi udara. Bisa dipastikan bagasi motor ini merupakan tempat yang sangat tidak nyaman bagi jas hujan anda. Sebaiknya anda menyimpan jas hujan anda di bagasi motor hanya pada saat bepergian saja. Jika sudah sampai di rumah, anda bisa memindahkan jas hujan anda ke tempat lain yang lebih nyaman bagi si Jas Hujan. Walaupun sedikit repot, namun ini bisa membuat jas hujan anda berumur lebih panjang

Lipat Jas Hujan Serapi Mungkin
Mungkin karena terburu-buru atau repot, seringkali pengendara tidak sempat melipat jas hujan mereka dengan benar. Kebanyakan hanya dilipat dengan asal-asalan bahkan adapula yang hanya digulung lalu dimasukan ke dalam bagasi motor. Karena tidak dilipat dengan baik, lipatan jas hujan ini akan tampak lebih besar dari seharusnya sehingga tidak muat di bagasi motor. Parahnya lagi anda terus memaksanya untuk bisa masuk di bagasi yang sempit, di tekan atau dijepit dengan jok motor. Jika anda memperlakukan jas hujan dengan cara seperti ini, jangan harap jas hujan anda akan tetap awet.

Seperti hal nya pakaian, jas hujan juga perlu dilipat secara rapi agar bentuknya tidak berubah. Kebanyakan jas hujan terbuat dari bahan yang fleksible, bisa melar dan mengerut. Jika tidak dilipat dengan baik, bentuk jas hujan anda bisa berubah dan membuat anda tidak nyaman memakainya. Selain itu, jas hujan yang kusut bisa mempercepat kerusakan jas hujan anda dan membuatnya nampak tidak nyaman dipandang mata. Walaupun di saat hujan, namun tentunya anda tetap ingin terlihat fashionable dengan jas hujan yang anda pakai bukan?

Wednesday 11 February 2015

Tips Mengendarai dan Merawat Sepeda Motor Saat Musim Hujan

Indonesia merupakan negara tropis yang hanya memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Bulan Januari-Februari ini biasanya merupakan puncak musim penghujan dimana curah hujan sedang tinggi-tingginya. Ini ditandai dengan cuaca yang dituruni hujan hampir setiap hari dan dalam intensitas waktu yang lama. Ini membuat sebagian daerah di Indonesia, terutama di wilayah yang dilalui sungai-sungai besar sering dilanda banjir.



Bagi anda pengendara sepeda motor, mungkin musim penghujan ini merupakan masa-masa sulit yang harus dilewati. Betapa tidak, jika sepeda motor merupakan kendaraan satu-satunya yang bisa anda gunakan untuk bepergian, maka mau tidak mau resiko kehujanan saat berkendara harus anda hadapi. Belum lagi jika jalanan yang anda lewati tergenang banjir, resiko yang dihadapi akan semakin besar. Namun jika anda cermat dan teliti dalam berkendara menggunakan sepeda motor anda, musim penghujan bukanlah sebuah masalah bagi anda pengendara sepeda motor.
Berikut beberapa tips yang bisa anda terapkan bagi perjalanan anda dengan sepeda motor saat musim hujan

Gunakan Jas Hujan
Pastikan tubuh anda tetap kering dan terlindungi dari guyuran air hujan. Gunakan jas hujan saat mengendarai sepeda motor di tengah guyuran air hujan. Selain menjaga tubuh anda tetap kering, jas hujan juga melindungi tubuh anda dari cipratan genangan air hujan di jalan atau dari kendaraan lain. Jas hujan juga bisa memberikan perlindungan bagi tubuh anda dari udara dingin saat turun hujan.

Sebagai pertimbangan, pilihlah jas hujan yang berupa stelan baju dan celana. Hindari jas hujan berbentuk ponco karena bentuknya tidak ergonomis dan bisa mengganggu kenyamanan anda dan juga mengganggu sepeda motor anda saat berjalan. Jas ponco yang besar bisa menghalangi lampu, berkibar menghambat aerodinamis motor dan juga beresiko terselip ke roda motor anda.

Jika anda sering bepergian membawa tas, pastikan tas anda memiliki cover hujan juga agar tas anda juga telindung  dari air hujan. Jika tidak ada, pilihlah jas hujan yang lebih besar ukurannya agar jas hujan anda muat melindungi tubuh anda saat menggendong tas.

Pilih juga jas hujan dengan bahan flexible agar mudah dilipat dan di simpan di bagasi motor anda. Kebanyakan pemotor malas untuk melipat dan membawa jas hujan karena ukurannya besar dan tidak muat di bagasi. Untuk mengatasinya pilih jas hujan yang berbahan tipis namun tetap berkualitas dalam menahan guyuran air hujan. Saat ini jas hujan yang berkualitas baik dibanderol dengan harga di atas Rp 100.000. Walaupun bisa dibilang mahal, namun ini merupakan investasi anda untuk melindungi tubuh anda. Selain itu harga yang mahal juga berbanding lurus dengan kualitas dan umur pakai yang lebih lama daripada jas hujan yang berharga lebih murah.

Gunakan Alas Kaki Tertutup
Meskipun sedang hujan dan jalanan tergenang air, bukan menjadi alasan untuk kita menggunakan sandal saat mengendarai motor dibawah guyuran hujan. Saat jalanan tergenang air, resiko sepeda motor tergelincir dan jatuh lebih besar dibanding saat jalanan kering. Untuk itu walapun sedang hujan anda harus tetap melindungi kaki anda dengan memakai sepatu, atau jika tidak ingin kebasahan anda bisa menggunakan sandal tertutup yang bisa melindungi kaki anda dari bahaya saat terjadi kecelakaan.

Selain melindungi saat terjadi kecelakaan, alas kaki tertutup juga bisa melindungi anda dari benda-benda yang terbawa saat banjir. Saat terjadi banjir, beraneka ragam sampah bisa terbawa arus air dan bisa saja melukai kaki anda jika tidak memakai sepatu. Ditambah guyuran air banjir yang banyak mengandung bakteri dan kuman berbahaya bisa menambah resiko penyakit berbahaya yang bisa masuk ke tubuh anda lewat luka tersebut. Jadi masih mau pakai sandal saat mengendarai sepeda motor  saat hujan turun??

Hindari Kecepatan Tinggi
Jalanan akan menjadi sangat licin ketika basah, baik itu jalan aspal atau pun jalan beton. Resiko untuk tergelincir akan semakin besar, terutama ketika anda memacu sepeda motor anda dalam kecepatan tinggi. Pada saat melewati genangan air, ban akan berusaha membelah permukaan air dan mengalirkan air melalui alur ban ke arah belakang sehingga permukaan ban masih bisa bergesekan dengan aspal. Pada kecepatan tinggi, proses pembelahan permukaan air ini akan berlangsung cepat dan tidak semua air akan mengalir melalui alur-alur ban. Akibatnya gesekan permukaan ban dan aspal menjadi kurang sempurna sehingga anda sesekali akan merasakan efek melayang dalam waktu beberapa saat ketika sepeda motor anda menerjang genangan air dalam kecepatan tinggi

Terkadang efek melayang ini membuat sepeda motor anda tidak bisa dikendalikan, bahkan sulit melakukan pengereman yang bisa berakibat pada kecelakaan fatal

Siapkan Lap
Lap kain menjadi salah satu bekal penting jika anda berkendara di musim penghujan. Air hujan bisa membuat mika lampu motor anda menjadi kusam. Selain itu spion dan juga panel speedometer harus selalu dalam kondisi bersih dan terlihat jelas. Untuk itu anda membutuhkan lap kain bersih untuk membuatnya selalu bersih dan terlihat jelas. Lampu yang kotor akan membuat jarak sorot lampu anda melemah dan membuat anda tidak bisa melihat jalanan dengan jelas. Maka dari itu selalu bawa lap kain bersih dalam setiap perjalanan anda di musim hujan

Selain untuk membersihkan mika lampu dan spion, serta panel speedometer, terkadang sepeda motor juga mengalami kendala di bagian busi. Genangan air hujan bisa membasahi busi dan membuatnya mati dan mesin motor susah dihidupkan. Yang paling parah jika anda nekat menerobos jalanan banjir, air bisa masuk ke ruang bakar lewat knalpot atau lubang busi. Jika sudah begini, lap kain akan menjadi barang yang sangat berguna. Lap kain ini bisa berguna bagi anda untuk membantu mengeringkan busi dan membuat sepeda motor anda hidup kembali


Jaga Kondisi Rantai dan Rem
Kampas rem dan rantai akan menjadi part yang paling merasakan dampak musim hujan. Ketika berkendara di musim hujan rantai akan menjadi cepat kering dan melar. Selain itu jika tidak dirawat dengan baik, air hujan bisa membuat rantai menjadi berkarat dan jika dibiarkan bisa sampai putus. Bisa dibayangkan putus rantai menjadi bencana yang sangat mengerikan selain daripada putus kabel kopling. Apalagi jika putus saat berkendara di kecepatan tinggi. Solusinya anda harus selalu melumasi rantai anda. Jaga selalu kondisi rantai anda selalu basah terlumasi. Pelumas rantai tipe semprot sangat baik untuk melumasi dan membersihkan rantai anda. Jika tidak ada, oli mesin pun bisa anda gunakan, hanya saja efek samping penggunaan oli mesin adalah rantai akan menjadi sangat kotor karena debu yang menempel. Oli mesin di design untuk bagian mesin yang tertutup sehingga ketika digunakan di bagian luar, debu akan sangat cepat menempel.

Selain rantai, kampas rem baik depan maupun belakang akan menjadi sangat cepat aus. Ajika sampai sering terendam air, karat bisa menggerogoti kampas rem tipe tromol. Air juga bisa membuat daya pengereman menjadi berkurang. Untuk itu jika berkendara saat hujan lebih baik kurangi kecepatan anda dalam berkendara. Walaupun menjadi part yang sering habis pakai, gunakanlah selalu part yang orisinal dari pabrikan karena sudah terjamin kualitas dan keawetannya di segala kondisi.


Pastikan Kondisi Ban Selalu Baik
Alur Ban memegang peranan penting dalam handling laju sepeda motor. Fungsi alur ban yakni untuk memperbesar gaya gesek dan daya cengkeram ban terhadap jalan. Dengan kondisi ban yang baik, akselerasi dan pengereman juga akan menjadi baik pula. Keamanan saat bermanuver, berbelok kiri kanan juga akan terjamin. Lain halnya jika ban sudah mulai gundul. Alur ban sudah mulai aus. Pada kondisi ini, gejala slip akan sering terjadi.

Pada musim hujan, alur ban harus selalu dalam keadaan prima untuk memecah genangan air. Alur ban yang dijual di toko-toko ban dalam berbagai merk kebanyakan sudah mengadopsi dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau sehingga cocok digunakan ketika jalanan kering ataupun basah. Namun seiring pemakaian terkadang alur ban ini menjadi berubah bentuk, entah karena aus atau karena salah pemakaian. Ban yang sudah gundul atau aus sangat beresiko jika digunakan dimusim penghujan. Gejala slip akan sering anda rasakan terutama saat melewati genangan air pada kecepatan yang cukup tinggi. Air yang menggenang tidak dapat disingkirkan oleh alur ban sehingga membuat ban akan sedikit melayang saat melewati genangan. Begitu juga saat pengereman, gaya gesek pada kondisi ban gundul akan lebih kecil daripada saat ban masih bagus. Ini membuat ban beresiko slip atau mengunci dan membuat sepeda motor anda tergelincir. Jadi pastikan saat musim hujan, kondisi ban dalam keadaan baik


Jaga Kebersihan Sepeda Motor
Terkadang kita malas membersihkan motor saat musim hujan. Karena seringnya turun hujan, motor kita menjadi lebih cepat kotor dan akan lebih sering dicuci pula. Kebanyakan pemilik sepeda motor akan membiarkan motor kotor setelah hujan berhari-hari karena malas jika harus mencuci motor dan besoknya kotor lagi terkena air hujan. Tetapi sebenarnya dimusim hujan justru kita harus lebih sering mencuci motor daripada saat musim kemarau.

Pada saat hujan, motor akan menjadi sarang lumpur, tanah, dan cipratan air hujan yang bersifat asam terutama dibagian bawah sepeda motor. Bagian bawah sepeda motor yang kebanyakan merupakan komponen yang terbuat dari besi menjadi lebih sering terkena air hujan dan kotoran. Walaupun sepeda motor sudah di design dari bahan yang anti karat, namun tetap saja jika dibiarkan lama, kotoran ini akan perlahan merusak sepeda motor anda. Selain besi ada juga bagian-bagian yang terbuat dari karet seperti bagian seal yang bisa menjadi getas dan retak jika sering terkena air hujan dan tidak dibersihkan. Selang karbu atau bensin beresiko getas dan retak, begitu pula bagian knalpot akan semakin cepat berkarat jika sering terkena air hujan yang bersifat asam. Untuk itu setelah terkena air hujan, minimal bilaslah sepeda motor anda dengan air bersih untuk membersihkan tanah, lumpur dan sisa air hujan.

Hindari Menerobos Banjir
Walaupun teknologi sepeda motor jaman sekarang sudah di design untuk bisa melewati genangan bajir pada ketinggian tertentu, namun usahakan untuk tidak nekat menjalankan sepeda motor anda melewati banjir karena resiko yang anda terima akan sangat besar. Saat melewati genangan air banjir, kita tidak akan pernah tau berapa ketinggian air. Batas aman sepeda motor untuk melewati genangan air adalah saat melewati bagian leher angsa (intake manifold) bagian filter udara di karburator. Jika kondisi motor prima, genangan air sebatas intake manifold tidak akan membuat sepeda motor anda mogok. Tetapi jika air sudah melewati bagian itu, siap-siap saja karburator anda menghisap air sampai ruang bakar dan masuk ke seluruh bagian mesin bercampur dengan oli. Jika sudah begini, jangan paksa motor untuk dihidupkan karena air yang bercampur oli justru akan merontokan bagian dalam mesin anda. Perlu di ingat, akan sangat sulit mengembalikkan kondisi motor yang sudah pernah terendam banjir menjadi prima seperti semula. Sekali sudah terendam banjir, kondisi motor pasti akan turun beberapa persen dari keadaan semula dan tidak akan kembali meskipun sudah diperbaiki. Ini seperti saat motor anda sudah pernah kecelakaan, walaupun sudah diperbaiki namun tak akan senyaman seperti saat kondisi sebelumnya. 


Jika Terpaksa Melewati Banjir, Apa yang harus dilakukan??
Jika kondisi sangat darurat dan membuat anda terpaksa melewati banjir yang harus diingat adalah anda harus memperkirakan sedalam apa motor anda akan terendam saat melewati banjir tersebut. Jika sampai merendam karburator, sebaiknya pikir dua kali berapa biaya yang harus anda keluarkan untuk menembus sepeda motor yang turun mesin. 

Anda coba lihat apakah ada sepeda motor yang sejenis dengan sepeda motor anda yang bisa lolos melewati genangan tersebut?  Perhatikan pula arus air, jangan sampai anda nekat melewati genangan banjir yang berarus deras seperti sungai. Sepeda motor anda bisa saja terjatuh dan terbawa arus.

Jangan mematikan sepeda motor dan mendorongnya melewati genangan banjir. Dalam kondisi mesin mati, air akan dengan sangat mudah memasuki knalpot dan memenuhi ruang bakar sepeda motor anda. Jika memang sudah yakin dengan kedalamannya, jalankan sepeda motor anda perlahan untuk menjaga kestabilan anda berkendara. Jaga kondisi putaran mesin tetap konstan, jangan terlalu tinggi, jangan terlalu rendah dan gunakan gigi rendah.

Arus udara pembuangan di dalam knalpot tidak akan bisa membuat air masuk ke dalam knalpot meskipun mesin dalam keadaan langsam sekalipun. Ini jika langsam normal di stel di putaran 1200-1500rpm

Tetap santai dan jangan panik atau terburu-buru saat melewati genangan banjir. Yakin dan melaju dengan mantap. Semoga selamat sampai tujuan.

Monday 9 February 2015

Jalan-Jalan ke Kawah Cibuni, Sumber Air Panas Alami di Wilayah Ciwidey


Jika anda sudah terbiasa mendengar nama tempat pemandian air panas Ciwalini atau Cimanggu di Ciwidey, maka cobalah untuk mengunjungi Sumber Air Panas Alami Cibuni. Cibuni adalah salah satu daerah di wilayah Ciwidey Kabupaten Bandung. Di kawah Cibuni terdapat banyak rekahan tanah yang mengeluarkan belerang dan uap panas. Selain itu tempat ini juga merupakan sumber mata air panas yang sangat alami karena masih berupa kolam-kolam kecil dari gundukan batu.


Ketika pertama kali memasuki daerah ini kita akan disuguhi bau belerang yang sangat menyengat dan juga pemandangan kabut uap air panas yang cukup pekat mengelilingi wilayah kawah ini.
Di tempat ini ada sebuah kolam yang bisa digunakan untuk berendam dan juga kolam-kolam lain untuk merendam kaki karena airnya cukup panas.




Terdapat pula warung-warung makanan dan juga mushola.
Memasuki tempat ini anda cukup membayar tiket sebesar Rp 5000. Untuk yang mengendarai sepeda motor, dari pintu masuk anda bisa mengendarai sepeda motor melewati jalanan berbatu sepanjang kurang lebih 1 km menuju bibir kawah. Untuk anda yang mengendarai kendaraan roda empat, anda bisa memarkir kendaraan di pinggir jalan dekat pintu masuk untuk selanjutna berjalan kaki mendaki jalanan tanah berbatu menuju bibir kawah.
Cocok untuk wisata keluarga dan juga wisata alternatif untuk anda yang memiliki penyakit kulit.
Kawah Cibuni ini terletak di Kampung Cibuni di kawasan perkebunan Rancabali. Letaknya sekitar 50 kilometer dari Bandung, tidak jauh dari kawasan wisata Situ Patengan. Jika ingin mengunjungi tempat ini dari arah Bandung, anda harus melewati dulu kawasan wisata Situ Patengan, lalu sekitar 3 km dari sana di dekat Jembatan Ciorok, berhentilah di sebuah belokan yang terdapat sebuah pos gerbang Kawasan Wisata Cibuni. 

Sunday 8 February 2015

Catatan Pencarian Pantai Jayanti, Membelah Jalur Ciwidey – Cidaun

Pagi itu Angga sudah melaju di atas sepeda motornya menembus kemacetan Kota Bandung. Cuaca masih dingin tetapi mesin sepeda motor sudah cukup panas menderu beradu kencang dengan teman satu merknya yang berjalan beriringan dari wilayah Ujung Berung menuju arah Barat. Walaupun waktu baru menunjukkan pukul enam pagi, tetapi lalu lintas tengah kota Bandung di hari Sabtu itu sudah mulai padat.

Sabtu tidak berarti hari libur di Kota Bandung. Tetap banyak juga anak sekolah atau orang-orang yang berburu waktu menuju tempat kerjanya masing-masing. Namun pagi itu Angga sedang berusaha mencapai sebuah tempat di ujung Selatan kota Bandung. Jangan tebak itu sebagai Ciwidey atau Pangalengan, itu sudah terlalu sering didengar orang-orang. Lebih dari itu, sedikit berbeda dan mungkin asing bagi kebanyakan orang, kali ini Angga berburu waktu menuju daerah Cidaun,  Cianjur Selatan. Konon di sana ada tempat bernama Pantai Jayanti, pantai yang jaraknya paling dekat dari kota Bandung.

Benarkah paling dekat? Entahlah, di pagi itu juga Angga belum tahu pasti kabar itu, yang jelas tujuan dia berangkat sepagi itu dengan sepeda motornya adalah untuk membuktikan kabar itu. Dia tak sendirian, dibelakangnya sudah duduk dengan manis seorang gadis berkerudung yang nampak masih mengantuk namun tetap antusias menemani perjalanan dia kala itu. Uchy nampak senang, mungkin. Mungkin sebabnya hari itu dia bisa membolos kerja. Karena biasanya dia berangkat sepagi itu di hari Sabtu untuk pergi ke kantornya di daerah Soekarno Hatta. Dan pagi itu dia bisa melambaikan tangan ke arah jalan Soekarno Hatta untuk berbelok menuju arah Ciwidey.

Ciwidey merupakan gerbang awal terdekat menuju Cidaun ini. Ini bukan gosip atau mitos walaupun saat itu Angga belum membuktikan kebenarannya. Namun seiring beranjaknya pagi menuju siang, sepeda motornya mulai membantu membuktikan kabar itu. Jam 9 pagi mereka sudah berada di wilayah perbatasan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung, melewati sebuah wilayah hutan konservasi karena wilayahnya gelap, lembab, rimbun oleh  pepohonan yang nampak benar-benar dijaga.  Jalanannya menurun sejak dari wilayah Rancabali, Ciwidey dengan aspal yang banyak mengelupas. Nampaknya jalanan saat itu membawa mereka menuju sebuah wilayah lembah yang bernama Naringgul.

Naringgul adalah sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Cianjur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung. Jaraknya sekitar 34 km dari daerah Rancabali. Ini ditunjukkan dari Plang Kecil yang terbuat dari kayu dicat warna biru sebagai penunjuk arah di wilayah Rancabali, Ciwidey. Kebetulan tadi Angga sempat melihat plang itu yang berdiri mungil di tengah hijaunya pemandangan sekitar Rancabali.
Setelah beberapa lama berjibaku dengan jalanan berliku dan mulus dari daerah Rancabali, akhirnya perjalanan Angga dan Uchy harus bertemu juga dengan jalanan rusak. Tepat memasuki wilayah Naringgul, jalanan yang mereka lalui mulai tidak enak untuk dilewati. Aspal nampak mengelupas dimana-mana, begitu juga dengan kerikil yang berserakan membuat Angga hanya bisa memacu sepeda motor bebeknya di antara 20-30km/jam saja. Padahal jarak dari Naringgul menuju Cidaun itu hanya tinggal sekitar 25 km lagi menurut perhitungan kasar di benak Angga kala itu. Tetapi dengan kondisi jalanan seperti itu mereka berdua pun harus menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk melewati jalur ini.

Jalanan rusak mulai berakhir ketika mereka berdua sudah mendekati wilayah Cidaun. Jalur yang tadinya dikelilingi bukit kini mulai berubah di kelilingi pepohonan kelapa dengan hawa lembab khas daerah pantai. Mereka berdua nampak menebak-nebak, sepertinya memang sudah mendekati bibir pantai, namun tak kunjung terlihat hamparan biru Samudera Hindia yang sedari tadi mereka nanti-nantikan itu. Angga melirik Patok di pinggir jalan menunjukkan 8 km lagi menuju Cidaun. Melihatnya, Angga pun makin semangat memelintir selongsong gas di stang sepeda motornya.

Akhirnya ketika memasuki daerah tepat di depan SMPN 1 Cidaun, mulai lah mereka melihat hamparan biru laut Selatan. SMPN 1 Cidaun yang menurut informasi yang didapat Angga itu terletak sekitar 30 meter di atas permukaan laut sepertinya menjadi tanjakan terakhir perjalanan mereka karena setelahnya jalanan menurun menuju bibir Pantai hingga sampai di pertigaan LSJB (Lingkar Selatan Jawa Barat).

Inilah rupanya pantai Selatan Cianjur itu. Akhirnya apa yang Angga pikirkan sedari tadi ternyata kini ada di depan mata. Hamparan Samudera Hindia yang menjadi bagian paling Selatan negeri Indonesia ini kini jelas ada dihadapan mereka berdua.


Mereka tak bisa melepaskan pandangan ke arah hamparan membiru dan buih putih dari ombak yang bergulung menuju pantai. Setelah sampai di pertigaan jalur Selatan Pesisir Jawa Barat, mereka kini berbelok ke arah Timur, melaju dengan kecepatan tak terlalu tinggi menikmati jalur pesisir Selatan Jawa Barat. Sambil sesekali memandang ke kanan, mereka mulai menikmati dan merasakan panasnya cuaca di wilayah ini. 

Sekitar empat kilometer lagi harus mereka tempuh untuk bisa bertemu dengan Pantai Jayanti, pantai yang kini perlahan mulai terbukti bahwa inilah pantai yang jaraknya dekat dari Bandung. Seandainya saja jalanan yang bisa dilalui itu lebih terawat, mungkin tempat ini nantinya akan menjadi tujuan wisata yang menjanjikan keindahan yang tak kalah dari Pantai lain di Jawa Barat, pikir Angga saat itu sembari kembali memandang ke kanan menikmati hembusan angin yang menyeka keringatnya siang itu. Bila dihitung-hitung, jarak yang sudah mereka tempuh siang itu hanya sekitar 100 kilometeran. Namun waktu tempuh menjadi sangat panjang karena jalur yang dilalui mengharuskan mereka berjalan lambat. Mungkin inilah penyebabnya tempat ini belum begitu banyak dikunjungi dan tidak seterkenal Pantai Pangandaran atau Pelabuhan Ratu.

Sekitar 15 menit perlahan mereka berdua melaju menikmati mulusnya jalus Selatan Jawa Barat ini, sampai akhirnya tibalah keduanya di gerbang masuk Pantai Jayanti yang terletak di sebelah kanan jalan. Tidak terlalu ramai memang kondisi saat itu.  Dengan harga tiket yang murah meriah keduanya langsung bisa menembus masuk area wisata ini. Dengan membayar tiket Rp 3000 perorang saja mereka sudah bisa masuk ke area wisata Pantai Jayanti, Cidaun ini.

Awalnya Angga dan Uchy sempat kebingungan karena yang mereka temui saat itu adalah sebuah dermaga dan tempat pelelangan ikan. Kemudian mereka menccoba untuk melihat keadaan sekitar, sejenak mengamati dan yang mereka temukan hanyalah dermaga dengan beberapa perahu yang ditambatkan, warung-warung kecil dan bebeapa kios tempat pelelangan ikan. Inikah Pantai Jayanti itu?, pikir mereka saat itu. Tetapi setelah berjalan ke arah Barat, mereka akhirnya menemukan hamparan pantai nan luas.

Saat itu Angga membawa sepeda motor bebek kesayangannya itu  memasuki area bibir pantai, melaju melewati lautan pasir walaupun dibeberapa area motornya sempat tenggelam di telan pasir. Pantai ini begitu sepi, seakan menjadi pantai pribadi bagi mereka berdua waktu itu.

Pantai Jayanti adalah sebuah Pantai yang terdiri  dari dua wilayah, di sebelah Barat Pantai dengan hamparan Pasir luas, sedangkan sebelah Timur adalah dermaga dan tempat pelelangan ikan. Pantai sebelah Barat cocok untuk dipakai kegiatan wisata. Namun karena ombaknya yang besar, di Pantai ini pengunjung dilarang untuk berenang.

Setelah menikmati indahnya Pantai Jayanti, makan dan juga shalat Dhuhur, sekitar pukul 14.00 mereka berdua beranjak untuk pulang. Karena tujuan awalnya memang One Day Trip, maka bergegaslah mereka untuk meninggalkan pantai ini. Angga saat itu berencana untuk pulang melewati jalur Rancabuaya-Cisewu-Pangalengan-Bandung. Keluar dari gerbang Pantai Jayanti mereka pun berbelok ke kanan ke arah Kabupaten Garut, menuju Pantai Rancabuaya. Di jalur ini laju motor berulangkali melewati jembatan yang menghubungkan jalan yang terputus oleh sungai-sungai kecil yang bermuara di Pantai Selatan. Pantas saja jika daerah ini dulunya sangat terisolasi mengingat dari Kabupaten Cianjur menuju Kabupaten Garut ini, warga harus melewati beberapa sungai. Namun sekarang, perjalanan mereka dari Kabupaten Cianjur ke kabupaten Garut lewat Jalur Pesisir Selatan Jawa Barat ini cukup ditempuh dengan 1 jam perjalanan saja. Perekonomian masyarakat di wilayah ini nampaknya akan semakin maju dengan terhubungnya wilayah ini dengan jalan yang mulus dan jembatan-jembatan yang kokoh.

Tepat pukul tiga sore sampailah keduanya di perempatan Rancabuaya, disini terdapat rambu petunjuk yang mereka lihat, dimana berbelok kanan menuju pantai Rancabuaya, lurus menuju daerah Pameungpeuk Garut, ke Pantai Santolo, dan arah belok kiri adalah arah Pangalengan. Karena sudah terlalu sore, Angga meutuskan untuk hanya sekedar lewat saja di tempat ini. Rencana untuk berkunjung ke Pantai Rancabuaya ia urungkan karena takut terlalu malam di jalan. Apalagi dirinya belum terlalu hapal bagaimana keadaan jalur Cisewu - Pangalengan di malam hari. Angga kemudian berbelok ke arah Pangalengan dan berhenti sejenak untuk mengisi bensin di penjual eceran. Sepanjang jalur Cidaun sampai Rancabuaya ini banyak sekali penjual bensin eceran yang mereka temui karena memang tidak ada SPBU. Penjual bensin eceran disini mendapat pasokan bensin dari daerah Pangalengan atau Ciwidey. Harga bensin yang dijual bervariasi, dari mulai Rp 5000 sampai Rp 6000 per liter tidak terlalu jauh bedanya dengan harga Rp 4500 per liter di SPBU saat itu. Kebetulan penjual bensin yang mereka temui di dekat perempatan Rancabuaya ini menjual bensinnya hanya seharga Rp 5000 per liter. Di daerah pesisir Selatan Garut ini barang-barang kebutuhan sehari-hari lebih mudah di dapatkan daripada di daerah pesisir Selatan Cianjur. Mungkin karena jaraknya dekat dengan daerah Pameungpeuk sehingga distribusi barang lebih mudah. Bandingkan dengan daerah Cidaun yang sangat jauh dari Cianjur kota. Perjalanan berlanjut, kali ini pulang menuju arah Pangalengan. Dari daerah pantai menuju daerah Pegunungan sudah pasti mereka harus mendaki jalanan. Jalanan dari Rancabuaya menuju Cisewu ini sudah diperbaiki sehingga lebih lebar dan aspal hotmix baru. Marka jalan juga belum semuanya rampung karena kabarnya jalan ini baru saja selesai dibuat. Perbaikan jalur Pangalengan-Cisewu-Rancabuaya ini baru mulai dilakukan pada bulan Mei 2012 lalu. 



Dan Jalur ini kemudian menjadi jalur yang mengantarkan mereka berdua pulang kembali ke Bandung dengan berbekal kabar bahwa di Cianjur Selatan terdapat Pantai yang Indah bernama Pantai Jayanti



Curug Citambur, Curahan Anugerah Tuhan di Perbatasan Bandung Cianjur

Malam itu nampak dingin diiringi gemericik hujan di bulan November, Angga nampak asyik membuka-buka halaman Facebooknya.  Ditemani gelas besar berisi air putih yang nampak tinggal seperempatnya lagi. Disana juga ada handphone dan juga charger yang masih tetap menancap walaupun sudah terlepas dari tugasnya mengisi baterai handphone yang kini nampak sepi tak berdering. Seolah sedang beristirahat dari rutinitas padatnya di siang hari, handphone itu hanya diam dan hanya menggerakan angka jam saja menuju pukul 00.45.
 
Entah apa yang membuat Angga masih bisa terjaga malam itu, belum ada tanda-tanda  kegiatannya hari ini akan segera berakhir di peristirahatan sementaranya, bukan yang terakhir. Mungkin segelas kopi hitam yang diminumnya selepas Isya tadi cukup untuk membuatnya tahan terjaga hingga sekarang. Memutar-mutar scroll mouse komputernya sambil sesekali gerakan bola matanya mencari-cari sesuatu.
 
Malam itu ia membuka kembali album fotonya ketika berpetualang ke daerah Cianjur. Tepatnya ke tempat bernama Curug Citambur, begitulah nama  yang tertulis di album foto Facebook yang sedang ia buka. Di dalamnya mungkin ada beberapa foto yang membuatnya mengingat kembali pengalaman menarik yang pernah ia rasakan di sana.
 
Foto yang sedang dilihatnya malam itu adalah foto dirinya yang sedang berpose di depan Curug Citambur. Dulu foto itu diambil oleh si Yusni yang memang sering menjadi teman seperjuangan  si Angga dalam berpetualang mencari tempat-tempat baru yang belum banyak dikunjungi orang-orang. Yusni memang pandai mengambil foto dengan sudut pengambilan yang unik, membuat setiap foto yang diambil terlihat berbeda. Dalam foto itu Angga nampak sedang berdiri di depan Curug Citambur yang terlihat megah dengan sudut pengambilan gambar dari bawah.

 
Curug atau Air Terjun Citambur ini memiliki tinggi sekitar 100 meter. Terletak di antara perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, tepatnya di desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Walaupun letaknya di Kabupaten Cianjur, namun tempat ini lebih dekat jika ditempuh dari wilayah Ciwidey. Jaraknya sekitar 80 km dari kota Bandung atau sekitar 40 km dari Ciwidey. Bagi masyarakat di daerah Ciwidey, mungkin sudah terbiasa mendengar nama Curug ini. Tapi lain halnya dengan masyarakat di daerah lain, terutama di Kota Bandung. Nama Curug Cimahi atau Curug Malela mungkin lebih populer di telinga orang Bandung di bandingkan nama Curug Citambur. Konon Curug Citambur ini termasuk kedalam sepuluh air terjun tertinggi di Indonesia.
 
Melihat foto itu membuat Angga kembali mengingat pengalaman mengesankannya itu. Di foto itu terlihat airnya nampak deras jatuh dari ketinggian, butiran air nampak memutih di sekitar jatuhannya. Di foto itu Angga berdiri sisi sebelah kanan dari Curug Citambur ini yang merupakan spot terdekat dengan jatuhan air yang bisa dijangkau. Terlihat ribuan meter kubik air jatuh ke dasar curugan, bergemuruh. Konon dulu debit air Curug ini lebih besar daripada sekarang sehingga jatuhan air nya mengeluarkan suara burr..burr.. yang terdengar dari kejauhan, oleh sebab itulah Curug ini diberi nama Citambur.

 
Melihat jatuhan air di foto itu, Angga semakin bisa mengingat pengalaman saat semakin mendekat ke arah curug, butiran air yang terbawa angin semakin deras menerpa. Kamera dan juga pakaian pun bisa dibuat basah olehnya. Terkadang angin menerpa cukup kencang bisa membuat badan tidak seimbang saat berdiri di ujung-ujung batu dekat Curug Citambur ini. Dia masih ingat betul ketika dirinya juga sempat merasa pusing saat berdiri mengambil beberapa foto di puncak-puncak batu dekat Curug Citambur ini. Apalagi saat melihat ke dasar lembah tempat aliran Curug ini mengalir, terlihat sangat dalam dan juga membuat setiap orang penasaran ingin mencoba berenang menikmati airnya.
 
Namun, semua keindahan itu tidaklah didapat dengan mudah. Curug Citambur ini terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung dan Cianjur dan jika kita hendak menuju tempat ini dari wilayah Bandung, maka akses jalan terdekat adalah dari wilayah Ciwidey.
 
Dari Ciwidey kita masih harus menempuh jarak sekitar 10 km menuju perkebunan teh Sinumbra. Di sini kita akan disuguhi pemandangan perkebunan Teh yang sangat indah, kondisi jalan lumayan baik namun semakin lama semakin banyak ditemui aspal mengelupas di sana sini. Jika menggunakan sepeda motor, kita tak bisa melaju lebih dari 30km/jam karena sesekali harus melambat melewat jalanan dengan aspal rusak dan jalanan berpasir. Namun sejauh ini perjalanan masih menyenangkan untuk dinikmati, terutama beberapa spot pemandangannya yang menggoda kita untuk berhenti sejenak menikmati pemandangan hijau sepanjang mata memandang
 
Sesekali kita akan berpapasan dengan sepeda motor berplat F, karena walaupun masih masuk wilayah Kabupaten Bandung, namun rupanya banyak juga orang Cianjur yang menggunakan jalur ini untuk menuju wilayah Bandung daripada harus melewati Cianjur Kota yang jaraknya bisa sampai tiga kali lipat lebih jauh.
Jalanan berliku dengan kontur menurun harus kita lalui untuk menuju Curug Citambur ini, terkadang juga kita menemui jalanan bercabang yang lumayan membingungkan. Jika memang bingung, ikuti saja jalur jalan yang lebar. Tanyakan saja jalur menuju desa Cipelah karena desa inilah yang menjadi titik checkpoint perjalanan menuju Curug Citambur ini
 
Jarak dari Perkebunan Sinumbra menuju desa Cipelah sekitar 20 kilometer, bisa ditempuh dengan waktu sekitar satu jam karena laju kendaraan tak bisa lebih dari 30km/jam, dan rupanya sepanjang itulah jalanan dengan kondisi baik yang bisa kita temui. Setelah melewati Desa Cipelah, yakni daerah pasar semacam alun-alun, maka jalanan yang kita lewati mulai memprihatinkan.
 
Selepas Desa Cipelah jalanan yang kita lewati semakin membuat badan bergetar. Bukan lagi jalanan aspal yang kita lewati, melainkan seperti susunan batu yang dibuat untuk penderita rematik yang biasa terdapat di Taman Lansia. Semakin menakutkan ketika jalanan yang kita lewati merupakan turunan atau tanjakan karena ban motor terasa selip ketika menanjak ataupun ketika melambat melewati turunan. Jika berboncengan sudah pasti kita akan was-was melewati jalanan ini, sesekali pengendara yang berboncengan berdua harus berhenti dan turun karena takut jatuh atau motor tidak bisa menanjak. Ini terjadi di musim kemarau, lalu bagaimana jika di musim penghujan. Rasanya bukan ide bagus untuk berkunjung ke Curug Citambur di musim penghujan. Melihat jalanan seperti ini, rasanya khawatir jika membawa wanita hamil kesini, bisa-bisa keguguran di jalan.
 
Dalam perjalanan pergi menuju Curug Citambur ini kita akan menemui sebuah turunan di daerah Cisabuk (kalau tidak salah). Turunan yang berbatu dan lumayan licin yang harus kita lewati dengan penuh keberanian. Di sekitarnya sudah banyak warga yang berdiri di pinggir jalan, bersiaga membantu pengendara yang mungkin bisa saja terjatuh. Mereka biasanya akan berkata "lalaunan jang, leueur" (Pelan-pelan, nak.. licin). Memang jalanannya licin dan warga disana berinisiatif menaburi turunan tersebut dengan semacam kulit padi (huut dalam bahasa sunda) agar jalanan tidak terlalu licin, namun tetap saja membuat ban motor sedikit selip kala melewatinya. Warga di sini mungkin sudah terbiasa melihat pengendara terjatuh di sini karena terdapat beberapa bekas selip dan goresan motor yang jatuh. Ngeri.
 
Jika kita sudah sampai di sebuah SD (kalau tidak salah namanya SD Cipelah) terlihat di kejauhan garis putih membujur memotong perbukitan. Ada banyak air terjun yang bisa kita saksikan dari kejauhan disini. Tak jauh dari sana kita melewati sebuah gapura bercat biru. Inilah perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur. Setelah melewati Gapura tersebut, jalanan kembali mulus-lus-lus seperti jalanan perkotaan. Jalanan di wilayah Kabupaten Cianjur ini memang lebih baik daripada jalanan di sepanjang wilayah Kabupaten Bandung mulai dari Perkebunan teh Sinumbra hingga Cipelah.
 
Pintu masuk Curug Citambur terdapat di sebelah kanan jalan, tepat di depan kantor desa Karang Jaya. Begitu masuk akan ada sebuah pemandangan berupa Danau atau Situ Rawasuro. Tiket masuk tempat wisata ini cukup murah, tiga ribu rupiah untuk satu orang pengunjung.
 
Sekitar 200 meter dari pintu masuk, kita harus melalui jalanan berbatu untuk sampai di tempat parkir berupa lapangan tanah berumput. Dari sini kita bisa melihat Air Terjun yang jatuh dari atas tebing di ketinggian sekitar 100 meter. Inilah dia Curug Citambur, Curahan Anugerah Tuhan di Perbatasan Bandung Cianjur.
Memang terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang indah diperlukan juga usaha yang tidak mudah untuk mendapatkannya. Dan pengalaman Angga saat berkunjung ke Curug Citambur ini juga merupakan sesuatu yang indah hingga masih akan terus tersimpan di benaknya hingga waktu yang lama.
 
Waktu terus beranjak menuju dini hari, kokok ayam mulai terdengar di kejauhan. Sembari mulai menutup satu persatu halaman Facebooknya malam itu, angga kemudian membereskan ingatannya. Disiapkannya segenap hati dan pikirannya untuk diistirahatkan. Malam itu menuju dini hari barulah Angga bisa kemudian menutup matanya sembari terus mengingat pengalaman indah berkunjung ke Curug Citambur
loading...
 
Copyright © 2014 Rasendriya Bercerita. Designed by OddThemes