BREAKING NEWS
loading...
loading...

Wednesday 28 May 2014

Jalan-Jalan ke Giri Tirta Kahuripan, Berenang di atas Perbukitan Wanayasa, Purwakarta




Bulan Mei ini cuaca memang cukup bersahabat. Sudah beberapa hari ini di wilayah Bandung cuaca sangat cerah sepanjang hari. Mungkin agak mendung di sore hari tetapi tidak berlanjut turun hujan. Rasanya bulan ini menjadi bulan yang bersahabat bagi para pecinta jalan-jalan, termasuk saya. Minggu yang lali setelah asyik bernostalgia dengan jalan-jalan naik kereta api Lokal Cibatu-Purwakarta dari Cimindi ke Purwakarta pulang pergi, kali ini saya kembali jalan-jalan Purwakarta, kota di sebelah Barat Bandung, tepatnya ke daerah Wanayasa, Purwakarta

Berawal saat suatu malam, teman saya Ekky mengirimkan sebuah foto tempat wisata via BBM, semacam kolam renang berkonsep skypool yang konon bernama Giri Tirta. Lumayan menarik, apalagi saat cuaca cerah seperti ini, berenang menjadi hal yang menyenangkan. Jika selama ini lebih sering berenang di pantai, rasanya ide bagus juga jika kali ini saya coba untuk berenang di tempat ini. Apalagi melihat fotonya, kolam ini sepertinya terletak di atas perbukitan dengan dihiasi pemandangan langit biru sebagai atapnya.

Photo yang dikirim via BBM, Giri Tirta Kahuripan

Minggu, 18 Mei 2014 akhirnya rencana itu terwujud. Saya bersama tiga orang teman lainnya berangkat menuju tempat bernama Giri Tirta Kahuripan. Nama tempat ini saya dapat dari Google, sebuah tempat berkonsep Agro Wisata yang terletak di Wanayasa Purwakarta. Jujur saja saya belum tahu tempatnya,  selama ini berkunjung ke Purwakarta pun hanya numpang lewat dan tak pernah sampai ke daerah Wanayasa.

Yang kami pikirkan waktu itu adalah kita menuju kota Purwakarta terlebih dahulu, sebagai tempat check point, selebihnya kita akan tanya orang-orang di sana saja karena memang informasi di google tidak terlalu detil mengenai lokasi tempat ini.

Berangkat dari Pasteur, saya, Ekky bersama adiknya Restu menuju arah Padalarang menjemput Memmy yang juga penasaran ingin berkunjung ke Giri Tirta Kahuripan ini. Dari sana kita melaju melewati jalan Raya Purwakarta- Padalarang, jalan yang kini sepi karena kalah pamor dari Jalan Tol Cipularang. Dulu sebelum jalan tol Cipularang dibuka, jalan ini begitu ramai dilalui kendaraan-kendaraan karena merupakan jalur utama Bandung-Jakarta.

Jam 11 siang itu kami melaju melewati jalanan berliku dengan pemandangan hutan jati khas wilayah ini. Sesekali pemandangan dihiasi pilar-pilar kokoh yang menyangga jalan Tol Cipularang dan jembatan kereta api yang melintang sepanjang perbukitan di sekitar jalur ini.

Perjalanan kami saat itu ditemani cuaca cerah walaupun beberapa saat tampak awan menggelayut membuat kami sedikit khawatir akan turun hujan. Tak terlalu cepat kami memacu sepeda motor, mungkin hanya maksimal bertahan di 60km/jam. 

Sekitar tengah hari kami berhenti sejenak di dekat pintu tol Ciganea. Mencoba mencari tahu kemana arah perjalanan kita selanjutnya. Patokan kami setelah mendekati Purwakarta adalah menuju Wanayasa. Dari kota Purwakarta ini kami mengambil jalan menuju Wanayasa, melewati Pasar Rebo. Nah menurut informasi, dari pasar Rebo menuju wisata Giri Tirta Raharja masih harus menempuh jarak sekitar 20an km lagi. Waw ternyata jauh juga tempat tujuan kita kali ini.

Perjalanan dari Pasar Rebo menuju Giri Tirta Raharja didominasi jalanan menanjak melewati jalur Purwakarta-Wanayasa-Jalan Cagak. Sepertinya ini merupakan jalan alternatif menuju Subang. Baru pertama kali ini saya melewati jalur ini. Jalur ini relatif lebih sempit dan lebih ramai daripada jalur Padalarang-Purwakarta. Lumayan lama kami mendaki sampai akhirnya terdapat plang penunjuk arah Agro Wisata Giri Tirta Kahuripan berbelok ke kiri. Memang benar ternyata tempat ini berada di atas perbukitan. Namun dari keterangan GPS, tempat ini terletak di ketinggian sekitar 600mdpl, sama saja seperti kota Bandung. Tak heran cuacanya pun tak sedingin daerah pegunungan pada umumnya kala itu.

Setelah berbelok kami melanjutkan perjalanan melewati sebuah jalan ke arah perkampungan warga, dengan jalan yang sudah dibeton mulus. Sepertinya jalan ini memang dikhususkan untuk pengunjung tempat wisata ini. Tak jauh dari kami berbelok  sekitar 1 km akhirnya sampailah kami di Agro Wisata Giri Tirta Raharja.

Dilihat dari kejauhan nampak suasana di tempat ini kental akan artsitektur Jawa namun dipadu dengan sentuhan modern. Nampak juga patung-patung berjejer sepintas suasanyanya seperti di Bali (saya hanya menebak saja karena memang belum pernah ke Bali :D)


Tiket masuk menuju kawasan Agro Wisata Giri Tirta Kahuripan ini sebesar Rp 20.000. Menurut keterangan karyawab di sana, terdapat banyak fasilitas yang bisa dinikmati di sini, antara lain Out Bound, ATV, Kolam Pancing, Kolam Ikan Hias, Kolam Ikan Amazon, Kolam Angsa, Taman Anggrek, Taman Burung, Green House, Lapangan Futsal, Camping Ground plus kebun buah 26 hektar yang terhampar luas dengan bermacam jenis pohon buah-buahan juga sayuran.

Selain itu katanya Resort Giri Tirta Kahuripan memiliki 5 (lima) Villa ukuran 10m x 10m dan 6 (enam) Cottages dengan masing-masing 2 (dua) kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dan juga ada 13 (tiga belas) kamar di Rumah Singgah kami, Barak dengan kapasitas 60 orang. Jadi kalau suatu saat anda tertarik kesini secara rombongan tentunya tidak usah khawatir akan tempat untuk beristirahat.

Dari sekian banyak fasilitas tersebut yang jadi tujuan utama kami ke sini adalah kolam renangnya. Konsep Skypool yang kemarin-kemarin saya lihat di internet memang menggoda untuk dikunjungi. Ternyata untuk memasuki areal kolam renang, kita harus membeli lagi tiket masuk seharga Rp. 50.000 jadi total sekitar Rp 70.000 yang harus kita keluarkan untuk bisa berenang di Giri Tirta Kahuripan ini. Well, tapi saya yakin semua itu akan terbayar jika sudah merasakan keindahan kolam renangnya.

Setelah membeli tiket, kami diberi gelang anti air berwarna mencolok. Warna hijau Luminus atau hijau stabilo. Mungkin maksudnya sebagai penanda bahwa kita masuk areal kolam dengan membeli tiket dan mudah dipantau oleh petugas. Walaupun sebenarnya terlihat aneh.






Tengah hari jam satu siang ketika kami pertama kali menginjakkan kaki di areal kolam renang Giri Tirta Kahuripan ini. Memang konsep yang diusung benar-benar unik dan berbeda dari tempat wisata lainnya. Jika pada umumnya wisata air mengusung konsep waterpark, yang mengutamakan area bermain air yang luas, maka di Giri Tirta Kahuripan ini kita akan disuguhkan dengan konsep wisata air yang tenang, jauh dari keramaian dan lebih menekankan pada pendekatan lingkungan alam pegunungan.



Dari MasterPlan pembangunan tempat ini yang saya temukan di sebuah situs internet, terlihat memang konsep Agro Wisata dengan pendekatan alam menjadi tema utama pembangunan tempat ini.

Penasaran? itu juga yang kami rasakan saat pertama kali melihat biru nya air kolam yang jernih dengan pemandangan perbukitan sebagai latar belakangnya. Panas mentari yang menyengat memang membuat gerah, semakin menggoda kami untuk langsung menceburkan diri ke kolam. Tapi tentunya anda tahu apa konsekuensinya jika berenang di tengah hari. Kita harus merelakan kulit agak sedikit gelap setelahnya. Jika ditranslate ke Bahasa Sunda istilahnya adalah tutung :D

Dimana bumi dipijak, disitu kamera dijunjung. Sambil menunggu matahari condong ke Barat, ritual acara wajib di tempat wisata kami lakukan. Percayalah! hunting foto di tempat yang memang belum banyak orang yang tahu itu adalah sesuatu yang menyenangkan.

Jam dua siang matahari mulai bersahabat dengan bergerak ke arah Barat, mengurangi pancaran sinarnya siang itu. Awan kelabu mulai menggeliat bergerak dari kejauhan. It's time to gejebur!










Gimana? Mau Coba ke Sini??

Sebagai informasi jika ingin pergi ke Giri Tirta Kahuripan dari Kota Bandung bisa ditempuh lewat dua jalur. Pertama lewat Jalur Bandung-Padalarang-Purwakarta-Wanayasa, bagi yang membawa kendaraan roda empat lebih praktis lewat jalan tol Cipularang dan keluar di pintu tol Jatiluhur untuk selanjutnya menuju kota Purwakarta. Bagi yang bersepeda motor, bisa melewati jalur yang saya lewati saat itu lewat jalan Raya Padalarang Purwakarta menuju kota Purwakarta. Setelah memasuki kota Purwakarta lanjutkan menuju Pasar Rebo. Dari sini ikuti saja jalur menuju Wanayasa-Jalan Cagak sekitar 22km dari sini. Lokasi ada di sebelah kiri jalan dimana terdapat papan penunjuk jalan ke arah Giri Tirta Kahuripan.

Jalur yang lain yakni lewat jalur Bandung-Lembang-Subang-Wanayasa, sepertinya ini bisa jadi alternatif tetapi saya belum pernah mencobanya.

Mumpung cuaca cerah, Ayo Berenang!

Sunday 25 May 2014

Review Kelebihan dan Kekurangan Smartfren Andromax C2, Harga Tidak Sebanding Kualitas



Setelah setahun lamanya saya bersama Smartfren Andromax Tab 7, kini saya kembali mencoba produk terbaru dari Smartfren, yakni Smartfren Andromax C2 yang menjadi adik kandung dari produk sebelumnya Smartfren Andromax C. Sebetulnya sudah sejak lama saya mendambakan sebuah Smartphone Android, apalagi ketika BBM sudah bisa ditanamkan di OS berlambang robot hijau ini. Kesibukan saya mengurus onlineshop membuat saya membutuhkan BBM untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Walaupun Tablet Andromax 7 yang saya punya sebelumnya sudah sangat mumpuni menunjang kegiatan saya sehari-hari, namun dengan layar 7 inch, membuat gadget ini dirasa kurang praktis. Untuk itu ketika Andromax C2 ini diluncurkan, saya langsung tertarik dan meminangnya beberapa hari yang lalu.

Membuat Charger Tenaga Matahari Sendiri, cobain yuk caranya



Awalnya tidaklah mudah mendapatkan Smartphone anyar ini. Walaupun iklannya sudah banyak dipromosikan di media, namun ternyata barangnya masih belum banyak beredar di pasaran. Jikalau ada, harganya masih di atas harga yang dijanjikan. Akhirnya saya harus sabar menunggu kehadiran si C2 ini.

Singkat cerita beberapa minggu setelahnya ketika sedang berjalan santai di Bandung Electronic Centre, saya mendekati sebuah stand Smartfren dan di salah satu etalasenya terdapat beberapa unit Smartfren Andromax C2 dipajang. Tak tunggu lama saya langsung bertanya mengenai harga yang ditawarkan. Menurut info awal, harganya sekitar 700ribuan. Dan memang benar, ketika saya konfirmasi harganya saat itu Rp 750.000/unit. Lumayan murah menurut saya, namun dengan harga seperti itu apa saja yang saya dapatkan dari Smartphone ini?
Walaupun beberapa saat sebelumnya saya sudah mencari tahu mengenai apa saja yang disajikan di Smartfren Andromax C2 ini, tapi seperti biasa saat saya akan membeli sebuah barang, saya selalu berlaga sebodoh-bodohnya dihadapan sang penjual. Kenapa? agar saya mendapatkan penjelasan sedetail-detailnya mengenai barang yang akan saya beli. Dari penjelasan si penjual saat itu dan juga setelah saya mencoba kinerja Smartfren Andromax C2 ini, berikut ini spesifikasi lebih lengkap tentang Smartfren Andromax C2 ini

Platform
Sama seperti sang kakak Andromax C, Smartfren Andromax C2 ini juga merupakan Smartphone Dual On Mode CDMA dan GSM, namun koneksi internet hanya bisa dilakukan mode CDMA dengan koneksi Smartfren EVDO Rev A. Mode GSM hanya bisa melakukan Telepon dan SMS saja.
Kali ini Smartfren Andromax C2 tampil dengan prosesor Snapdragon Dual Core 1.2Ghz Cortex A7, dengan pengolah grafis Adreno 302 lebih canggih dari sang kakak. Chipset ini dinilai lebih hemat daya dibandingkan dengan yang ditanamkan di Andromax C.
Division Head of Product Development for Smartfren, Sukoco Purwokardjono menyatakan Andromax C2 yang merupakan smartphone pertama di Indonesia menggunakan chipset tersebut. “Chipset pertama yang masuk di Indonesia,” kata Sukoco di Jakarta.
Selanjutnya ia juga menjelaskan dalam chipset tersebut dibenamkan fitur quick charge yang berhubungan dengan baterai. Fitur ini bekerja 30 persen lebih cepat menyerap daya listrik dari waktu normal. “Penggunaan daya juga lebih hemat,” katanya.

Appearance
Inilah yang menarik untuk saya share. Smartfren Andromax C2 ini ditawarkan dalam dua warna, yakni hitam dan putih. Namun ketika saya membeli Smarphone ini di stand Smartfren BEC ketika itu, hanya tersedia warna hitam saja. Tak apalah, memang saya lebih suka warna hitam karena terlihat lebih elegan.

Ada tombol Volume ( + - ) di bagian kanan berikut post mini USB untuk data dan charger
Satu hal yang menurut saya merupakan keunggulan dari C2 ini adalah bentuknya yang lebih kaku, terkesan rigid dengan tebal 10mm. Walaupun selera orang berbeda-beda, namun secara umum tampilan C2 berbeda jauh dengan sang kakak Andromax C. Dengan cover bagian atas dan bawah dibalut warna silver makin membuat Smartphone ini jauh dari kesan Smartphone murah. Namun satu hal yang menurut saya kurang adalah penggunaan coating bagian belakang yang menggunakan cat tekstur soft doff yang menurut saya mudah terkelupas. Ini sama seperti coating di handphone Sony Ericsson W960i, namun terkesan lapisannya lebih tipis. Pengalaman saya dengan jenis coating seperti ini, lapisan catnya mudah tergores dan terkelupas. Begitu juga jika terkena minyak atau keringat, lapisannya akan semakin mudah rusak. Bagi anda yang termasuk orang yang aktif  nampaknya harus memberi perhatian ekstra agar tampilan Smartphone ini bisa tetap mulus. Namun memang dari tampilannya membuat kesan mewah melekat di C2 ini. Sebagai tambahan saya sarankan untuk memakai softcase jenis leather case agar coating bagian belakang ini tetap ok. Case yang terbuat dari karet atau plastik yang kedap udara saya rasa kurang cocok karena akan membuat permukaan lembab dan merusak coatingnya.

Bagian atas tombol lock dan port audio 3.5 dengan balutan warna silver memberikan kesan elegan
Bagian bawah pun dibalut warna silver

Display
Walaupun sama-sama 4inchi, namun layar C2 ini lebih terlihat luas dengan bentuk persegi panjang yang rigid. Layarnya sudah dilindungi dengan sreen protector pada saat pembelian. Namun jika ingin mendapatkan kualitas yang lebih baik, anda bisa menggantinya dengan Screen Protector aftermarket.

Cari Tahu Cara Kerja Powerbank mu

Camera
Dengan kamera 3MP, kualitas gambar yang bisa diambil cukup bagus dan menunjang untuk kegiatan dokumentasi sederhana sehari-hari. Sama seperti sang kakak, kamera di Smartfren Andromax C2 ini  tidak dilengkapi fasilitas lampu flash. Jika ingin mendapatkan hasil maksimal, ambilah photo di tempat yang benar-benar memiliki pencahayaan yang baik. Jika digunakan di dalam ruangan atau di tempat dengan fasilitas pencahayaan yang kurang, menurut saya kamera ini kurang bisa diandalkan.

Battery
Baterai yang digunakan berkapasitas 1500mAh. Walaupun katanya lebih hemat, namun saya belum mencoba menguji kehandalan baterai C2 ini. Namun secara umum jika dibandingkan dengan Smartphone yang saya gunakan sebelumnya, C2 ini lebih hemat baterai.

Capacity
Walaupun hanya disisipi RAM 512MB, saya rasa cukup mumpuni dengan label harga yang ditawarkan.

Connectivity
Sudah bisa Wifi dan Hotspot, walaupun bukan hal yang baru di OS Android, namun kehadiran fitur ini menjadi sangat bermanfaat, terutama bagi anda yang mobile

Entertainment
Yang merupakan nilai plus untuk C2 kali ini adalah hadirnya aplikasi Dolby untuk menambah kemewahan suara yang dihasilkan dari Smartfren Andromax C2 ini. Sepertinya Smartfren mendengar keluhan-keluhan dari kustomer sebelumnya, termasuk saya yang dulu kecewa dengan kualitas suara di Andromax Tab 7. Selain itu Headset yang disertakan dalam pembelian juga memiliki kualitas suara yang lebih baik.

Balutan coating soft doff bagian belakang dengan logo Dolby dan Hisense

Sensors and Navigation
Bagi anda yang suka traveling seperti saya, fitur Sensor dan Navigasi di Andromax C2 ini terasa begitu menunjang kegiatan anda. Anda bisa menginstall aplikasi GPS, Map, Compass dan lain-lain yang akan menambah kemudahan anda dalam bepergian.

Seperti itulah gambaran mengenai produk Smartfren Andromax C2 yang bisa saya sajikan di sini. Semua hal yang saya utarakan disini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi. Setiap orang mempunyai penilaian dan selera yang berbeda-beda tentunya. Kelebihan utama dari Smartfren Andromax C2 ini adalah harganya yang kompetitif. Bisa dikatakan dengan harga yang sama, Smartfren Andromax C2 memiliki beberapa kelebihan dibanding kompetitornya. Selain itu dengan harga yang dibayarkan untuk Smartfren Andromax C2 ini, saya serasa mendapatkan 2 handphone sekaligus karena Mode Dual SIM nya.
Satu-satunya kelemahan besar dari Smartphone ini menurut saya adalah Kualitas yang tidak sebanding dengan harganya. Dengan Kualitas seperti ini, menurut saya Smartfren Andromax C2 bisa dibanderol antara Rp 800.000-Rp900.000



Sebagai tambahan, dalam paket pembelian, anda mendapatkan Bonus Data sebesar 600MB untuk 7 hari pemakaian. Saya rasa lumayan untuk melengkapi Smartfren Andromax C2 baru anda dengan beberapa aplikasi dan game yang anda inginkan.
Semoga Bermanfaat



loading...
 
Copyright © 2014 Rasendriya Bercerita. Designed by OddThemes